Pemerintah Petakan Investasi Surabaya, Gresik dan Sidoarjo
Surabaya, Gatra.com - Pemerintah menjadikan kota Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, Jawa Timur sebagai zona investasi bersama untuk implementasi UU Cipta Kerja. Tujuannya, untuk mendongkrak ketersediaan lapangan kerja.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, salah satu wujud investasi yang terlihat adalah pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia. Nilai investasinya mencapai US$ 2,8 miliar.
"Potensi investasi potensial di Gresik itu pembangunan smelter Freeport. Selama ini Freeport serap bahan baku meski hanya 30 persen, ya dari Gresik," kata Bahlil kepada wartawan, Kamis (18/3).
Dengan investasi berupa pembangunan smelter itu, tidak hanya akan menyerap banyak tenaga kerja. Bahlil juga berharap Gresik mampu menjadi pemain utama dalam menghasilkan bahan baku berupa tembaga dan emas.
Selain soal tambang, Bahlil juga mengatakan bahwa investasi di dunia usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tiga kota tersebut, prospeknya juga masih bagus. Menurutnya, Surabaya berpotensi sebagai kota yang akan memasarkan semua produk-produk UMKM.
“UMKM di Jawa Timur, luar biasa. Karena 40 persen PDB dari tiga wilayah itu. Kami akan sinergi untuk cari trobosan dalam meningkatkan investasi," kata Bahlil.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga memandang bahwa investasi di Gresik, Sidoarjo, dan kotanya tidak dapat dipisahkan. Apalagi Surabaya yang sejak lama dianggap mampu untuk memasarkan produk-produk UMKM dari pelbagai wilayah di Jawa Timur.
"Otomatis jalannya akan ke Surabaya. Jadi, Gresik dan Sidoarjo yang produksi. Nah, Surabaya yang akan memasarkan atau sebaliknya. Karena satu zona yang tidak terpisahkan," kata Eri.
Tidak hanya UMKM, Eri menyebut pihaknya bersama BKPM akan terus memetakan potensi investasi apa saja yang dapat digali di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Dalam waktu dekat, akan ada rapat koordinasi untuk menggali potensi tersebut.