Peran Strategis Harta Karun Tambang Naikkan Daya Saing RI
Jakarta, CNBC Indonesia - RI memiliki anugerah sumber daya yang melimpah di sektor pertambangan, baik batu bara dan mineral. Agar meningkatkan nilai tambah yang lebih besar bagi negara, arah kebijakan untuk sektor pertambangan mineral dan batu bara ini yaitu melalui hilirisasi atau pembangunan industri komoditas tambang.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan beberapa tambang mineral seperti nikel, lithium, hingga logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element dan juga batu bara memiliki peran di dalam mendorong daya saing negara ini.
Dalam acara Puncak Bulan Hari Jadi Pertambangan dan Energi, Kamis (30/09/2021), dia mengatakan, upaya pemerintah mendorong hilirisasi di sektor mineral, utamanya untuk komoditas nikel yang bisa diolah menjadi baterai kendaraan listrik.
"Dari tahun ke tahun sumber daya minerba berperan penting dalam perekonomian nasional. Pemanfaatan mineral diarahkan terus untuk nilai tambah. Utamanya nikel, material komponen baterai kendaraan listrik," ungkapnya.
Menurutnya, komoditas mineral juga bisa menjadi sumber energi serta material pendukung Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti mineral radioaktif uranium dan thorium yang bisa jadi penghasil energi bersih berupa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
"Mineral lain nikel, lithium, LTJ komponen penyumbang baterai dan penyimpanan energi dan komponen elektronika, smart grid system, nilai tinggi," ujarnya.
Tak hanya sektor mineral, menurutnya batu bara juga memiliki peran strategis dalam mendorong kedaulatan dan kemandirian energi, serta menaikkan daya saing ekonomi nasional.
Dia mengatakan, batu bara juga didorong untuk peningkatan nilai tambah, seperti melalui proyek gasifikasi.
"Hilirisasi seperti gasifikasi kita harapkan mendapatkan manfaat lebih dari batu bara kalori rendah yang dimiliki Indonesia dan dapat direalisasikan," imbuhnya.
Begitu juga dengan "harta karun" super langka, seperti logam tanah jarang.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin sempat mengatakan saat ini pemerintah telah membentuk tim bernama tim pengembagan industri berbasis logam tanah jarang. Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun Instruksi Presiden (Inpres) untuk mempercepat pengembangan dan hilirisasi logam tanah jarang.
"Tim pengembangan industri berbasis logam tanah jarang dan penyusunan Inpres percepatan hilirisasi LTJ. Bapak, Ibu, dan teman-teman yang berminat partisipasi pada kesempatan lain, mari bersama-sama susun regulasi ini," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan, untuk mengeksplorasi logam tanah jarang ini lebih lanjut, pemerintah akan menggandeng negara-negara yang sudah menguasai teknologinya, seperti China.
Dia mengatakan, Badan Geologi punya beberapa kegiatan sebagai upaya mengembangkan LTJ ini, di antaranya eksplorasi, menyediakan informasi keterdapatan sumber LTJ yang bersumber dari berbagai penelitian, pelaku usaha, dan institusi lainnya.
"Juga rencana kerja sama dengan negara-negara yang kuasai teknologi tanah jarang seperti Tiongkok. Di sana ada Badan Geologi sejenis China Geological Survey," ujarnya.