Produksi Turun, Antam Bidik Penjualan 18 Ton Emas Tahun Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menargetkan produksi emas di tahun ini sebesar 1,37 ton, sementara penjualan emas ditargetkan mencapai 18 ton emas.
SVP Corporate Secretary Antam Kunto Hendrapawoko mengatakan target produksi ini berasal dari tambang emas Pongkor di Jawa Barat (Bogor) dan Tambang emas Cibaliung (Banten).
"Tingkat penjualan emas mencapai 18 ton emas," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa, (16/02/2021).
Sebagai perbandingan, tahun lalu secara akumulatif, capaian kinerja unaudited produksi dan penjualan emas Antam sepanjang 2020 masing-masing sebesar 1.672 kg atau 1,67 ton (53.756 t oz) dan 21.797 kg atau 21,79 ton (700.789 t oz).
Artinya target tahun ini target produksi turun 17,9% dan target penjualan turun 17,39%
Sama dengan tahun 2020, menurut dia tahun ini perusahaan akan fokus pada pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. Kunto menyebut dewasa ini masyarakat mulai sadar untuk berinvestasi pada emas.
Baca: Emas Lagi Sepi Peminat, Harganya di Pegadaian Rontok Semua!
"Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan Antam akan terus berinovasi pada produk logam mulia, seperti melalui peluncuran produk logam mulia Edisi Imlek Tahun Kerbau pada awal Februari 2021 lalu.
"Inovasi produk ini juga dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk serta mendukung pencapaian penjualan emas," tuturnya.
Produksi Bijih Nikel
Antam menargetkan total produksi bijih nikel tahun 2021 sebesar 8,44 juta wet metric ton (wmt), jumlah ini meningkat 77% dibandingkan capaian produksi bijih nikel tahun 2020 sebesar 4,76 juta wmt (unaudited).
"Pada komoditas bijih nikel, di tahun ini Antam menargetkan total produksi bijih nikel sebesar 8,44 juta wmt," ujarnya.
Peningkatan produksi bijih nikel tahun ini akan digunakan untuk bahan baku pabrik feronikel Antam dan mendukung penjualan kepada pelanggan domestik.
"Peningkatan produksi bijih nikel tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel," tuturnya.
Sementara untuk total penjualan bijih nikel Antam tahun ini sebesar 6,71 juta wmt. Proyeksi ini lebih besar 104% dari capaian tahun sebelumnya dimana penjualan bijih nikel sebesar 3,30 juta wmt (unaudited).
"Peningkatan target penjualan bijih nikel tersebut seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri," jelasnya.
Untuk komoditas feronikel Antam menargetkan volume produksi dan penjualan di tahun 2021 sebesar 26.000 ton nikel dalam feronikel (TNi).Target ini relatif stabil dari tahun sebelumnya untuk produksi dan penjualan masing-masing sebesar 25.970 ton TNi dan 26.163 ton TNi.
"Target produksi tersebut sejalan dengan optimalisasi produksi pabrik Feronikel Pomalaa di Sulawesi Tenggara," terangnya.
Produksi Bauksit
Komoditas lain berupa bauksit tahun ini ditargetkan bisa produksi 3 juta wmt, tumbuh 93% dibandingkan realisasi produksi tahun 2020 sebesar 1,55 juta wmt (unaudited).
"Peningkatan produksi bijih bauksit tersebut akan digunakan sebagai produksi alumina serta penjualan kepada pihak ketiga."
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk penjualan bijih bauksit tahun ini ditargetkan sebesar 2,73 juta wmt. Meningkat sebesar 122% dibandingkan realisasi penjualan tahun 2020 sebesar 1,23 juta wmt (unaudited).
"Peningkatan penjualan bijih bauksit seiring untuk pemenuhan permintaan pelanggan," paparnya.