KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek pabrik pengolahan alias smelter nikel di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, masih bergulir.
Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Bernardus Irmanto mengatakan, pihaknya sedang menyelesaikan semua persyaratan untuk memasuki tahap keputusan investasi final atawa final investment decision (FID).
“Semua menunjukkan progress yang baik. Kami upayakan FID paling lambat di kuartal 1 (2022), ujar Bernardus kepada Kontan.co.id (8/1).
Sebelumnya, INCO telah menandatangani dokumen Perjanjian Kerangka Kerjasama Proyek untuk Fasilitas Pengolahan Nikel Bahodopi dengan dua mitra, yaitu Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) pada Juni 2021 silam.
Baca Juga: INCO: Proses Penambangan Harus Mempertimbangkan Kesinambungan dan Keberlanjutan
Berdasarkan perjanjian ini, ketiganya sepakat untuk membentuk perusahaan patungan (JV Co) untuk membangun fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah.
Dalam perusahaan patungan itu, INCO akan memiliki 49% saham, sedang sebanyak 51% saham JV Co sisanya bakal dimiliki oleh mitra INCO.
Nantinya, JV Co ini akan membangun delapan lini pengolahan feronikel rotary kiln-electric furnace dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.