a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Restatement! Awalnya Laba, 1H-2020 Antam Malah Rugi Rp 159 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN tambang emas dan nikel, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merilis kinerja keuangan semester I-2021 yang mencetak laba.

Hanya saja ada hal lain di luar penyajian data pencapaian kinerja Antam sepanjang semester pertama 2021 yakni perubahan angka kinerja keuangan semester I-2020 yang disajikan kembali di laporan keuangan semester I-2021. Ini berbeda dibandingkan dengan kinerja semester I-2020 yang dipublikasikan pada 3 Agustus 2020.

Pada semester pertama 2021, Antam mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,16 triliun. Kinerja ini berkebalikan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang merugi Rp 159,40 miliar.


Padahal, dalam laporan yang dipublikasikan Agustus tahun lalu, Antam mencatatkan laba bersih di semester I-2020 (bukan rugi sebagaimana dilaporkan September 2021 ini). Laba bersih semester I-2020 yang dilaporkan saat itu mencapai Rp 84,82 miliar, berkurang hingga 80,18% dari periode yang sama tahun 2019 laba bersih Rp 428 miliar.

Berdasarkan data laporan keuangan semester I-2020, penurunan laba bersih itu seiring dengan jumlah penjualan Antam yang melorot pada periode 6 bulan pertama tahun ini.

Namun pada penyajian kembali, Antam tahun lalu justru merugi Rp 159,40 miliar.

Sekretaris Perusahaan ANTM, Yulan Kustiyan menjelaskan duduk persoalan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah otoritas bursa mempertanyakan hal ini.

Yulan mengatakan, perusahaan sebelumnya telah menyampaikan dokumen appendix 4D half year report yang berisi penelaahan terbatas (limited review) atas laporan keuangan konsolidasian tengah tahun 2020.

Dalam laporan keuangan tersebut, terdapat penyajian kembali (restatement) atas laporan keuangan konsolidasian tengah tahun 2020.

"Penyajian kembali dilakukan sejalan dengan pemenuhan kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 8 tentang peristiwa setelah periode pelaporan, di mana perusahaan membukukan peristiwa yang terjadi setelah tanggal pelaporan yang diselaraskan dengan laporan keuangan konsolidasian tahunan 2020 yang diaudit," kata Yulan Kustiyan, dikutip Kamis (30/9/2021) dalam keterbukaan informasi BEI.

Yulan melanjutkan, penyajian kembali dalam laporan keuangan konsolidasian tengah tahun 2020 dengan penelaahan terbatas telah dibukukan dan terefleksikan pada laporan keuangan konsolidasian tahunan 2020.

Adapun, penyajian kembali seluruhnya bersifat non-kas sehingga tidak berpengaruh terhadap saldo kas dan EBITDA konsolidasian perusahaan.

"Kinerja perusahaan terkini yang tertuang dalam laporan keuangan konsolidasian tengah tahun 2021 dan laporan keuangan konsolidasian tengah tahun 2020 dapat diakses pada website Antam, website BEI dan Australian Securities Exchange," katanya.

Mengacu laporan keuangan perusahaan, pada semester pertama ini, meroketnya perolehan laba seiring dengan kenaikan pendapatan usaha Antam hingga 87,01% secara tahunan (year-on-year/YOY) ke posisi Rp 17,27 triliun. Sedangkan pada akhir Juni 2020 lalu tercatat laba pendapatan perusahaan senilai Rp 9,23 triliun.

Peningkatan penjualan ini juga menambah beban pokok penjualan menjadi Rp 14,10 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 7,92 triliun.

Beban usaha total naik menjadi Rp 1,64 triliun dari sebelumnya Rp 1,03 triliun. Sedangkan beban keuangan perusahaan turun menjadi Rp 291,25 miliar dari sebelumnya Rp 432,40 miliar.

Selain itu terdapat perbaikan dari sisi keuntungan dari entitas asosiasi yang sebelumnya rugi Rp 25,89 miliar menjadi untung Rp 241,77 miliar. Meski pendapatan keuangan turun menjadi Rp 41,73 miliar dari Rp 51,78 miliar.

Perusahaan juga mencatatkan keuntungan dari selisih kurs senilai Rp 135,25 miliar dari rugi Rp 26,26,73 miliar. Sedangkan penghasilan lain-lain naik menjadi Rp 53,17 miliar dari Rp 21,96 miliar.

Pada periode tersebut, tercatat nilai aset ANTM menjadi sebesar Rp 32,29 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang senilai Rp 31,72 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 9,90 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 22,38 triliun.

Di pos liabilitas, terjadi penurunan sepanjang semester I-2021 menjadi Rp 12,45 triliun dari sebelumnya Rp 12,69 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 7,85 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 4,59 triliun.

Ekuitas perusahaan di akhir Juni 2021 lalu mencapai Rp 19,83 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 19,03 triliun.