RI Dihantam Pandemi, Proyek Smelter Freeport Jalan?
Jakarta -PT Freeport Indonesia (PTFI) menggandeng perusahaan rekayasa konstruksi, PT Chiyoda International untuk bekerja sama membangun Smelter Manyar milik Freeport yang terletak di Gresik, Jawa Timur. Keduanya pun telah teken kontrak sebagai bukti kerja sama tersebut.
Menurut Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, proyek smelter tersebut merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah. Proyek itu disebut mampu membuka peluang tenaga kerja hingga puluhan ribu orang.
"Jadi pembangunan smelter baru tembaga itu sebenarnya adalah bagian dari kesepakatan kami dengan pemerintah di tahun 2018 yaitu antara lain divestasi 51% dan pembangunan smelter baru. Jadi kami tetap komit," ujar Tony kepada detikcom beberapa waktu la
"Proses pembangunan ini akan memakan tenaga kerja kumulatifnya 40.000 orang. Peak-nya 15.000 orang tapi pada saat operasionalnya hanya kira-kira 1.000 orang, jadi proses pembangunan ini juga memerlukan tenaga kerja yang siap dan juga ada off taker yang dekat di situ," jelasnya.
Menurutnya, hal ini juga menjadi alasan PTFI memutuskan untuk membangun smelter di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik. Menurutnya, selain sudah ada tenaga kerja yang sudah siap, lokasinya juga strategis.
"Pertama ini proyek bukan hal yang menguntungkan, dan kedua bagaimana caranya kami harus meminimalisir kerugian yang ditimbulkan, jadi harus dicari juga suatu wilayah pertama yang sudah ada pelabuhannya kemudian juga ada tenaga kerja yang ready," jelasnya.
"Kemudian di sini kawasan industri, sudah paham semuanya bahwa banyak sekali industri di situ jadi kan sehingga by product (produk ikutan) dari smelter ini berupa gipsum, asam sulfat, anode slime, copper slag dan juga ada copper telluride ini bisa langsung di offtake oleh para konsumen di sekitar kami. Faktor-faktor itu yang kemudian diperhitungkan sehingga diputuskan untuk kami mendirikan smelter di Kawasan JIIPE Gresik," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan sebelumnya PTFI sudah punya satu smelter tembaga di Gresik yakni PT Smelting yang 60% mayoritas dimiliki oleh Mitsubishi, sementara 40% dikuasai oleh PTFI. Sehingga dari kedua smelter tersebut, total kapasitas produksi mencapai 3 juta ton konsentrat per tahun.
"Sekarang yang masuk ke PT Smelting itu satu juta ton konsentrat, dan kami telah melakukan ekspansi kapasitas di PT Smelting menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun dan smelter baru yang di JIIPE memiliki kapasitas 1,7 juta ton, jadi total kapasitas produksi kami mencapai 3 juta ton konsentrat per tahun, jadi seluruhnya akan diproses dalam negeri," jelasnya.
"Kami merencanakan operasi full di awal 2024, akhir 2023 sudah bisa produksi hanya butuh waktu untuk ramp up. Pabrik itu nggak bisa langsung operasi 100%," pungkasnya.