Serap investasi dan tenaga kerja, Kemenperin akselerasi pembangunan KEK
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengakselerasi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mencapai persebaran industri serta pertumbuhan ekonomi. Saat ini, di Indonesia terdapat 19 KEK yang terdiri dari 11 KEK industri dan delapan KEK pariwisata. Dari 11 KEK industri tersebut, sebanyak delapan KEK industri yang telah beroperasi.
“Kedelapan KEK industri itu adalah KEK Arun Lhokseumawe, KEK Sei Mangkei, KEK Galang Batang, KEK Kendal, KEK MBTK (Maloy Batuta Trans Kalimantan), KEK Palu, KEK Bitung, dan KEK Sorong,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto dalam siaran pers di situs Kemenperin, Senin (6/12).
Adapun tiga KEK lainnya masih dalam tahap pembangunan, yaitu KEK Batam Aero Technic (BAT), KEK Tanjung Api-api, dan KEK Gresik. Eko menyebut, kinerja ekspor produk yang berasal dari KEK terus berjalan dan terus meningkat. Hal ini menandakan bahwa kebijakan pemerintah masih dalam trek yang tepat. Pada tahun 2020, nilai ekspor dari KEK Sei Mangkei mencapai Rp 5,18 triliun.
Angka ini terus bertambah seiring dengan berlanjutnya produksi oleokimia dari kawasan tersebut. Sedangkan KEK Palu mencatat pendapatan ekspor sebesar Rp 79,9 miliar. Baca Juga: Dharma Polimetal geber ekspansi jelang rencana IPO Selain itu, KEK juga membantu penciptaan lapangan kerja hingga mewujudkan pemerataan ekonomi secara regional.
KEK Kendal misalnya, mampu menyerap tenaga kerja terbanyak hingga mencapai 8.690 orang. Kemudian diikuti oleh KEK Galang Batang dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.531 orang. “Secara keseluruhan, jumlah tenaga kerja yang telah terserap dengan hadirnya KEK-KEK telah mencapai lebih dari 27.000 orang,” sebut Eko.
Lebih lanjut, dari 19 KEK yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terdapat total komitmen investasi sebesar Rp 92,9 triliun dan yang telah terealisasi mencapai Rp 54,6 triliun. Investasi terbesar diterima KEK Galang Batang dengan jumlah Rp 12,8 triliun, disusul kemudian oleh KEK Sei Mangkei sebesar Rp 5,2 triliun, dan KEK Kendal sebesar R p2 triliun.
Nilai komitmen tersebut semakin bertambah dengan hadirnya investasi PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Industri JIIPE Gresik yang telah melaksanakan ground breaking pada 11 Oktober 2021 lalu. Dengan nilai investasi pembangunan smelter mencapai Rp 42 triliun, PTFI melakukan pembangunan fasilitas pemurnian tembaga baru dengan desain kapasitas single line terbesar di dunia yang nantinya mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya dan akan menyerap sebanyak 40.000 tenaga kerja.
“Namun demikian, smelter tersebut memerlukan pasokan gas yang stabil dan harga yang kompetitif yang telah disediakan oleh JIIPE sebagai pengelola kawasan industri,” imbuh Eko. Baca Juga: ABM Investama(ABMM) bukukan kinerja positif sepanjang kuartal III 2021 Bahkan, produk samping berupa asam sulfat, terak tembaga, dan gypsum, akan dipakai ulang sebagai bahan baku atau bahan penolong bagi industri pupuk di kawasan industri JIIPE Gresik tersebut. “Artinya, seluruh alur rantai produksi akan tercipta di dalam kawasan industri JIIPE akan bermanfaat luas bagi perekonomian Gresik dan Jawa Timur hingga nasional,” jelas dia.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mencari terobosan dan solusi terhadap tantangan yang dihadapi oleh dunia industri seperti pasokan bahan baku dan bahan penolong, infrastruktur, utilitas, ketersediaan tenaga ahli, tekanan produk impor, limbah B3, kebutuhan sektor industri kecil dan menengah (IKM), logistik sektor industri, serta penguatan basis data sektor industri.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Serap investasi dan tenaga kerja, Kemenperin akselerasi pembangunan KEK", Klik untuk baca: https://newssetup.kontan.co.id/news/serap-investasi-dan-tenaga-kerja-kemenperin-akselerasi-pembangunan-kek.