a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Tahun 2021, PT Timah (TINS) fokus lunasi utangnya

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menghasilkan laba bersih, PT Timah Tbk masih terus berupaya untuk melunasi utangnya di tahun ini. Direktur Keuangan Timah Wibisono menjelaskan, fokus perusahaan di tahun ini salah satunya melakukan pelunasan hutang KMK.

"Tahun 2021 kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi pinjaman kami. Berapa besar [pelunasan yang dilakukan] itu tergantung nanti seberapa besar kami bisa melakukan percepatan proses barang dan efisiensi," tuturnya saat dihubungi kontan.co.id, Senin (15/3).

Baca Juga: Timah (TINS) targetkan konstruksi smelter Ausmelt selesai akhir tahun ini

Yang jelas, emiten berkode saham TINS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tengah berupaya kembali mengurangi beban bunga perusahaan.

Ia menjelaskan sejak tahun lalu, upaya tersebut telah dilakukan yang mana bunga yang dibayarkan tahun lalu berhasil turun menjadi sekitar Rp 600 miliar dari tahun sebelumnya sekitar Rp 700 miliar.

Tahun ini, perusahaan menargetkan beban bunga bisa turun menjadi Rp 300 miliar - Rp 400 miliar atau Rp 25 miliar - Rp 35 miliar per bulannya.

Pihaknya optimis, jika rencana tersebut berhasil maka tahun ini TINS akan mencatatkan laba bersih. "Dari sana kami akan bisa membukukan laba karena rugi kami ini sebenernya masalah adanya implementasi PSAK 71 yang menyebabkan adanya impaired terhadap nilai daripada piutang kami," jelasnya. Sayangnya, Wibisono belum membeberkan proyeksi laba bersih tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan TINS, tercatat rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 340,59 miliar pada 2020. Jumlah itu menyusut 44,28% dibandingkan dengan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2019 sebesar Rp6 11,28 miliar.

Baca Juga: Penjualan ekspor Timah (TINS) turun, ini penyebabnya

Sementara itu, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 15,21 triliun, turun 21,33% dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp 19,34 triliun.

Dari sisi pendapatan, TINS menargetkan tahun ini mampu menjual timah minimal 31 ribu ton. Wibisono menjelaskan target tersebut cenderung konservatif melihat adanya RKAB yang baru.

Sementara, dari sisi produksi perusahaan menargetkan volume produksi bijih timah tahun ini sebesar 30.000, produksi logam sebanyak 34.000 ton.