a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Terungkap! Ini Penyebab Laba Antam Melesat di Kuartal I-2021

Jakarta, CNBC Indonesia- Emiten pertambangan mineral PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), mencatatkan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 630,37 miliar. Laba bersih ini naik dari periode yang sama tahun lalu yang mana perusahaan mengalami kerugian bersih Rp 281,83 miliar.

Naiknya laba bersih emiten pelat merah ini didongkrak oleh tumbuhnya pendapatan perusahaan hingga 77% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari semula Rp 5,20 triliun kini menjadi Rp 9,21 triliun.

Berdasarkan rilis resmi perusahaan, penjualan Antam didominasi oleh penjualan domestik yang berkontribusi sebesar Rp 7,45 triliun atau setara dengan 81% dari total penjualan. Jika dibagi berdasarkan segmentasi komoditas, emas masih menjadi primadona dengan total penjualan bersih Rp 6,59 triliun (72%), disusul ferronikel dengan catatan penjualan Rp 1,23 triliun (13%), bijih nikel sebesar Rp 950,01 miliar (10%) serta penjualan bauksit dan alumnina sebesar Rp 365,81 miliar (4%).

Kinerja positif Antam didukung juga oleh naiknya volume produksi dan penjualan tiap-tiap komoditas. Selama triwulan pertama 2021 penjualan emas Antam mencapai 7.411 kg (238.269 troy oz), meningkat 45% secara tahunan. Pada periode yang sama, volume produksi feronikel mencapai 6.300 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 5.624 TNi.

Volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 2,64 juta wet metric ton (wmt), naik 319% dibandingkan 1Q20 sebesar 629 ribu wmt dengan volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik mencapai 1,60 juta wmt. Sedangkan untuk komoditas bauksit, tingkat penjualan Chemical Grade Alumina (CGA) mencapai 36.098 ton alumina atau tumbuh 50% dibandingkan capaian 1Q20.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2020, aset Antam tercatat meningkat menjadi Rp 32,69 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang berada di angka Rp 31,72 triliun. Aset ini terdiri dari aset lancar sejumlah Rp 10,07 triliun, termasuk di dalamnya arus kas atau setara kas sejumlah Rp 5,33 triliun, naik Rp 1,26 triliun dari kuartal 4-2020. Aset tidak lancar tercatat senilai Rp 22,61 triliun.

Baca: Jualan Emas Laris, Antam Cetak Laba Rp 630 M di Q1

Liabilitas perusahaan tercatat senilai Rp 12,89 triliun dengan kewajiban jangka pendek sejumlah Rp 8,13 triliun dan sisanya Rp 4,75 triliun merupakan liabilitas jangka panjang. Adapun Ekuitas perusahaan tercatat naik 3,99% menjadi Rp 19,80 triliun pada kuartal pertama 2021.

Dalam rilis resmi yang mereka terbitkan, Antam menyatakan untuk fokus dalam pengembangan hilirisasi. Saat ini ANTAM sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 TNi per tahun.

Sedangkan untuk pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.