KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) terus mengawal penyelesaian proyek pembangunan smelter pemurnian timah berteknologi TSL Ausmelt Furnace.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Wibisono mengatakan, aktivitas proyek TSL Ausmelt pada tahun ini difokuskan pada penyelesaian konstruksi sipil serta instalasi peralatan utama dan peralatan pendukung.
“Proyek TSL-Ausmelt adalah proyek multiyears yang dimulai pembangunannya pada awal tahun 2020 dan direncanakan selesai sesuai jadwal pada awal tahun 2022,” kata Wibisono kepada Kontan.co.id (21/4).
Mengutip materi paparan publik perusahaan pada 28 Agustus 2020 lalu, smelter dengan teknologi TSL Ausmelt ini memiliki kapasitas peleburan sebesar 40.000 ton crude tin per tahun.
Baca Juga: Timah (TINS) kejar penjualan 31.000 ton logam timah tahun ini
Nilai investasi dari proyek ini US$ 80 juta. Kalau sudah beroperasi komersial, fasilitas smelter ini berpotensi menghasilkan EBITDA US$ 126,31 juta per tahunnya.
Di sisi lain, pengopersian tanur alias tempat pembakaran (furnace) dari TSL Ausmelt juga diperkirakan bisa memberikan dampak terhadap optimalisasi biaya produksi logam, sebab TSL Ausmelt dapat mengolah konsentrat dengan kadar Sn lebih rendah.
Selagi penyelesaian proyek TSL Ausmelt berjalan, saat ini TINS mengoperasikan tanur tetap (reverberatory furnace) yang ada di Muntok, Bangka Barat. Tanur tetap tersebut memiliki kapasitas kurang lebih 30.000 metrik ton per tahun.
Wibisono tidak merinci berapa dana yang TINS siapkan untuk membiayai penyelesaian proyek TSL Ausmelt pada tahun ini. Yang terang, dananya bakal memanfaatkan sebagian dari anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) TINS pada tahun ini.
Asal tahu, tahun ini TINS menganggarkan capex sebesar Rp 1,9 triliun. Anggaran capex tersebut dialokasikan untuk rekondisi peralatan produksi dan sarana pendukung, pembesaran kapasitas Produksi, pengembangan usaha, serta sarana dan prasarana umum.