a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Vale Indonesia Upayakan Konstruksi Dua Proyek Smelter Tahun Depan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengupayakan agar tahap konstruksi dua proyek pabrik pengolahan (smelter) nikel di Bahodopi dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara dapat dimulai tahun depan. Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan, saat ini perseroan tengah fokus menyelesaikan definitive agreement terkait perjanjian kerja sama dengan dua mitra asal China untuk proyek smelter feronikel Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF) Bahodopi.

Perjanjian kerangka kerja sama dengan Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co. Ltd (Taigang) dan Shandong Xinhai Technology Co. Ltd (Xinhai) itu ditandatangani pada Juni 2021 lalu. Di dalamnya telah disepakati secara prinsip hal-hal utama terkait dengan proyek tersebut yang bertujuan supaya proses pendanaan dan perizinan dapat berjalan. "Kami harus memecah principal framework agreement itu menjadi sembilan agreement, misal sales dan shareholder agreement.

Ini harus terjadi dalam waktu 6 bulan sejak tanda tangan, berarti akhir tahun ini atau awal Januari seharusnya sudah selesai," ujar Febriany, Selasa (31/8/2021). Selain itu, perseroan juga tengah memproses perizinan lebih lanjut, menyelesaikan detail studi teknis, dan menjajaki pendanaan proyek tersebut. Terkait pendanaan, menurut Febriany, pembicaraan dengan perbankan sejauh ini cukup positif dan banyak yang tertaik untuk mendanai.

Bila semua proses tersebut lancar, diharapkan keputusan investasi final dapat rampung pada akhir tahun ini dan ground breaking smelter RKEF Bahodopi dapat direalisasikan pada tahun depan. Pada sisi lain, perseroan juga tengah mengembangkan proyek smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa.

Menurut Febriany, proses perizinan proyek ini lebih rumit lantaran smelter HPAL belum banyak dikembangkan di Indonesia. Negosiasi dengan mitra, yakni Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (SMM), juga mengalami kendala akibat situasi pandemi Covid-19. "Untuk Pomalaa, kami sedang proses lebih lanjut perizinannya mengingat sudah ada HPAL lain di Halmahera yang sudah jalan, paling tidak ada referensi.

Kami juga dibantu Kemenko Marves [Kemenko Kemaritiman dan Investasi] agar proses perizinan berjalan lancar," katanya. Berjalan pararel dengan proses perizinan dan negosiasi, Vale juga mulai menjajaki pendanaan proyek HPAL tersebut. Febriany optimistis jika semua berjalan sesuai rencana, proyek ini bisa mulai konstruksi pada akhir tahun depan. "Optimistis bisa akhir tahun depan.

Tapi skenario terburuk bisa meleset sampai awal 2023. Kami lakukan segala daya upaya kalau bisa tahun depan segera dan pararel pekerjaan awal konstruksi juga akan kami mulai. Harapannya proyek ini tidak delay lebih lama lagi," ujarnya. CFO Vale Indonesia Bernardus Irmanto menambahkan, untuk proyek Bahodopi dengan kapasitas produksi 73.000 metrik ton feronikel membutuhkan estimasi investasi sekitar US$1,5 miliar.

Sementara itu proyek HPAL di Pomalaa diestimasikan membutuhkan investasi US$2,6 miliar. "Tapi angka ini sangat mungkin berubah dengan selesainya semua kajian teknis kami akan dapat angka-angka lebih bagus. Ini sangat dipengaruhi juga timeline eksekusi, negosiasi, dan ada beberapa hal yang harus diantisipasi," kata Bernardus.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Vale Indonesia Upayakan Konstruksi Dua Proyek Smelter Tahun Depan", Klik selengkapnya di sini: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210831/44/1436247/vale-indonesia-upayakan-konstruksi-dua-proyek-smelter-tahun-depan.
Author: Denis Riantiza Meilanova
Editor : Muhammad Khadafi

Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini:
Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS
iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS