Guna menjamin kelangsungan investasi di sektor pertambangan, investor membutuhkan jaminan kelangsungan investasi jangka panjang. Isu ini mencuat di saat negosiasi antara pemerintah dan PT Freeport Indonesia dimana PTFI bersedia melepaskan Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dengan beberapa syarat antara lain adanya perjanjian stabilitas investasi (investment stability agreement) atau ISA.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah jor-joran memberikan rekomendasi ekspor mineral mentah. Namun, sejauh ini Kementerian ESDM mencatat belum ada laporan baru dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) selesai tahun 2017 ini.
Harga nikel menguat pada awal pekan ini, setelah pekan sebelumnya terkoreksi. Meski demikian, komoditas logam industri ini diyakini dalam tren melemah.
Kelangsungan industri smelter saat ini berada dititik nadir. Pasalnya dengan kondisi harga nikel saat ini akan banyak yang gulung tikar. Hal ini menjadi sorotan Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Indonesia (AP3I) yang menyatakan ada kesalahan pengaturan dan regulasi dalam industri tersebut.
Penerapan Peraturan Menteri No. 07/2017 Tentang Harga Patokan Penjualan Mineral dianggap masih tidak akan membuat harga nikel kembali bergairah. Malahan, Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Indonesia (AP3I) menganggap bahwa HPM akan menjatuhkan harga nikel.
Keran ekspor mineral mentah yang dibuka kembali dianggap akan memukul telak industri smelter dalam negeri. Bahkan kalau pemerintah tidak segera melakukan langkah cepat, diperkirakan akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran pada perusahaan nikel.
Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Indonesia (AP3I) akan menemui kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menghindari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri smelter.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menerapkan Peraturan Menteri No. 7/2017 Tentang Harga Patokan Mineral (HPM) pada Agustus tahun ini. Itu bertujuan untuk mengurai fluktuasi harga mineral.
Sebanyak 17 fasilitas pemurnian mineral (smelter) nikel menghentikan operasinya pada semester kedua tahun ini. Hal ini disebabkan oleh belum membaiknya harga nikel di London Metal Exchange (LME). Harga nikel terpuruk sejak semester kedua 2016 dan berlanjut hingga saat ini.