Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap dukungan pemerintah dalam pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam. Hal itu harus dilakukan untuk pengembangan industri logam dasar dan industri hilirnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, sampai Februari 2018, sebanyak 52 smelter telah terbangun dan 19 smelter lainnya yang tengah dibangun dengan perkembangan di atas 5%.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penyerapan produk hasil pemurnian dari fasilitas pengolahan hasil tambang (smelter) dalam negeri cukup rendah. Alasannya industri logam dasar dalam negeri tidak banyak menggunakan produk tersebut.
Sampai sekarang, PT Freeport Indonesia (Freeport/PTFI) belum juga merampungkan pembangunan unit pengolahan dan pemurnian mineral alias smelter. Perkembangan fisik smelter baru 2,5%. Terkesan kuat Freeport main-main.
Kegiatan ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia bisa berhenti sementara. Pasalnya perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu belum mengajukan permohonan perpanjangan rekomendasi izin ekspor ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
PT Krakatau Steel mencatatkan kebutuhan baja nasional pada tahun 2017 capai 13,4 juta ton. Angka itu diprediksi bakal meningkat sekira 6-7 persen pada tahun ini atau mencapai 14 juta ton.
Mesin perdagangan China kembali bergerak di Januari setelah tersandung selama beberapa bulan. Hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ekspor dan impor yang melampaui prediksi, sehingga menunjukkan awal permintaan global yang kuat di tahun ini.
Sejumlah pelaku industri besi dan baja hilir nasional merasa khawatir akan produk impor di pasar dalam negeri yang membanjir. Hal ini seiring dengan penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Besi dan Baja.