Sektor mineral dan batubara (minerba) pada 2017 lalu menyumbang pendapatan negara bukan pajak (PNBP) melampaui target yang ditetapkan. Yakni mencapai Rp 40,6 triliun atau naik 126 persen dari target APBNP.
Hiruk-pikuk perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memukul harga sejumlah komoditas logam industri pada kuartal I-2018 ini. Yang terkena dampak paling signifikan adalah aluminium.
Harga nikel dan timah berpotensi lanjut menguat pada kuartal kedua tahun ini. Penguatan akan didorong oleh permintaan yang tergolong tinggi di tengah masih defisitnya pasokan kedua logam industri tersebut.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan produksi nikel untuk tahun ini bisa mencapai 77.800 ton. Target produksi perusahaan tambang ini hanya naik tipis sekitar satu persen dibandingkan realisasi produksi pada tahun lalu sebesar 76.808 ton.
Harga komoditas energi cenderung melemah di kuartal satu lalu. Isu fundamental mendominasi pergerakan harga komoditas energi. Tetapi, tidak demikian dengan harga minyak mentah.
Perusahaan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan kerugian sebesar USD 15,3 juta atau Rp 206,5 miliar (kurs: Rp 13.500) akibat harga nikel yang rendah. Kerugian ini sebenarnya menurun dibanding semester pertama tahun 2017 sebesar USD 21,5 juta seiring membaiknya harga nikel.
Masyarakat sipil di Sumatera Selatan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI melakukan penyelidikan dan penindakan indikasi praktik transaksional pemberian izin tambang yang dilakukan Kepala Daerah di Sumatera Selatan terutama ditingkat Kabupaten atau Kota.
PT Inalum (Persero) dan China Aluminium Company (Chinalco) menargetkan proyek smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat bisa berproduksi pada 2020.