Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan progres pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia Tbk meningkat 2,5 persen menjadi 91,2 persen pada periode 15 Februari-15 Agustus 2018. Namun angka itu lebih rendah dari target progres yang sebesar 2,75 persen
Wakil Ketua Komisi VII Muhammad Nasir geram karena masih ada perusahaan tambang yang pembangunan fisik smelter-nya belum berjalan, atau 0%. Dia pun mengusir perusahaan-perusahaan tersebut dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bersama dengan Freeport McMoran akan berkolaborasi dalam memilih manajemen dan mengoperasikan tambang di PT Freeport Indonesia (PTFI).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat dari 17 perusahaan hanya tiga yang mengalami kemajuan dalam pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat (smelter). Progres ini terhitung sejak 5 September 2018 hingga 30 September 2018.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat masih ada perusahaan tambang yang belum mulai memulai konstruksi fisik fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Sampai 30 September kemarin, perkembangan pembangunan fisik smelter perusahaan tambang tersebut masih nol persen
Pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia (PT FI) masih menunggu kepastian. Setidaknya ada dua kepastian yang ditunggu PT FI, yakni soal penyelesaian divestasi 51% oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan soal Izin Usaha Perpanjangan Khusus (IUPK).
Managemen PT Ceria Nugraha Indotama (CNI), menyatakan komitmennya akan menjaga lingkungan sekitar wilayah pertambangannya. Pihak perusahaan juga akan mengganti rugi lahan dalam bentuk bantuan dana bagi petani tambak warga yang tertunda