a a a a a
 News Update
News Update
Tumbuh 5,14% di 2018, Pertumbuhan Penjualan Listrik Didongkrak Kebutuhan Sektor Industri
JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penjualan tenaga listrik yang terjadi dalam lima tahun terakhir didongkrak dari sektor industri.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial mengatakan, tingginyan listrik menjadi salah satu barometer utama tumbuhnya perekonomian dan pembangunan nasional.

“Kalau kita melihat realisasi penjualan tenaga listrik oleh PT PLN dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan terutama dalam dua hingga tiga tahun terakhir. Secara garis besar, kebutuhan listrik kalau dari realisasi penjualan naik,” ujar Ego seperti dilansir dari laman Kementerian ESDM, Senin (18/2).

Ego menjelaskan, pada tahun 2015, penjualan tenaga listrik sudah mencapai 213,46 Terra Watt Hour (TWh). Penjualan ini bertambah setahun kemudian di tahun 2016 menjadi 221,07 TWh atau tumbuh 3,56%. Kemudian terus menembus angka 232,43 TWh atau naik 5,14% pada tahun 2018.

“Pada tahun 2019 ini, Kami (Pemerintah) memproyeksikan sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terjadi kenaikan sebesar 6,40% atau menembus angka 247,3 TWh,” ungkap Ego.

Demi mencapai target tersebut pihaknya masih mengandalkan konsumsi listrik dari sektor industri. “Memang kebutuhan listrik yang besar datang dari industri selain rumah tangga, seperti industri hilirisasi pertambangan maupun listrik yang membutuhkan listrik yang besar,” jelas Ego.

Total konsumsi listrik sektor industri sepanjang tahun 2018 mencapai 76,345 TWh atau tumbuh 32,85% dari tahun sebelumnya, yaitu 71,72 TWh. Pertumbuhan ini didapat dari 87.829 pelanggan terdiri dari pelanggan prabayar (23.602) dan pascabayar (64.227). “Dari tahun ke tahun penjualan listrik didominasi oleh sektor industri yang jumlah pelanggannya sekitar 69.000 atau naik 10.000 dari tahun 2016 ke tahun 2017,” tegasnya.

Meningkatnya penjualan listrik dari sektor industri tak lepas dari efisiensi harga listrik. Indonesia masih tergolong menjadi salah satu negara dengan tarif paling kompetitif di wilayah Asia Tenggara.

Data Januari 2019, tarif listrik industri besar di Indonesia, rata-rata sebesar USD 7,47 sen per kilo Watt hour (kWh). Tarif ini jauh lebih murah ketimbang Singapura USD 13,15 sen per kWh, Filipina USD 11,19 sen per kWh, Thailand USD 8,07 sen per kWh serta Malaysia 7,61 sen per KWh. “Tarif listrik Indonesia bagi industri besar di kawasan ASEAN masih jadi primadona,” pungkas Ego.
Pengamat: Ombudsman Bisa Rekomendasikan Pembatalan Divestasi Saham Freeport
Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (KRKSDA) telah melaporkan adanya dugaan maladministrasi proses divestasi PT Freeport Indonesia ke Ombudsman RI (ORI) pada Jumat 15 Februari 2019
Kementerian ESDM Belum Terbitkan Rekomendasi Ekspor untuk FreeportKementerian ESDM Belum Terbitkan Rekomendasi Ekspor untuk Freeport
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) belum memberikan rekomendasi ekspor mineral olahan (konsentrat) tembaga ke PT Freeport Indonesia, meski batas izin waktu ekspor habis pada 15 Februari 2019
Izin Ekspor Freeport Habis ESDM Masih DievaluasiIzin Ekspor Freeport Habis, ESDM: Masih Dievaluasi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih melakukan evaluasi terkait izin ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI)
Dinilai Punya SAKIP Kemenpan RB Beri Penghargaan untuk BantaengDinilai Punya SAKIP, Kemenpan RB Beri Penghargaan untuk Bantaeng
Di bawah kepemimpinan DR Ilham Azikin dan H Sahabuddin, Kabupaten Bantaeng kembali meraih penghargaan. Kali ini penghargaan untuk hasil laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan nilai B.

AETI Desak Pemerintah Atur Data Cadangan Timah
Produsen timah mendesak pemerintah Indonesia untuk mengatur data pasokan cadangan timah sehingga industri dapat mengelola penawaran dan harga dengan lebih efektif
Permohonan Ekspor Freeport dan Amman Masih Dievaluasi
Kementerian ESDM menyatakan masih mengevaluasi permohonan rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT)
DKFT Butuh Dana US 500 JutaDKFT Butuh Dana US$ 500 Juta


PT Central Omega Resources Tbk sedang membutuhkan banyak duit. Untuk membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat alias smelter feronikel tahap II di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, mereka memerlukan anggaran hingga US$ 500 juta
Ekspor Tertahan Kementerian ESDM Masih Tunggu Hasil Verifikasi Smelter FreeportEkspor Tertahan, Kementerian ESDM Masih Tunggu Hasil Verifikasi Smelter Freeport
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menunggu hasil verifikasi progres pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengevaluasi permohonan rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE) konsentrat tembaga
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Smelting
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Monokem Surya
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
Switch to Desktop Version
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved.
Jasa Pembuatan Website by IKT