Kinerja PT Wijaya Karya (Persero) alias Wika di tahun 2018 memang mantul alias mantap betul. Perusahaan konstruksi pelat merah ini tak hanya mampu memecahkan rekor laba bersih yang tembus Rp 2 triliun, tetapi juga sukses mengepakkan sayapnya hingga ke 9 negara. Yaitu Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar di belahan Asia Tenggara, Nigeria, Senegal, Aljazair di Benua Afrika, Uni Emirat Arab dengan Dubai sebagai representasi terbaik Timur Tengah, serta Taiwan di Asia Timur
Pabrik peleburan bijih timah (smelter) milik PT Koba Tin di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkesan menjadi "gedung tua" yang ditelantarkan, setelah perusahaan timah swasta terbesar di Pulau Bangka itu berhenti beroperasi sejak 2013
Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) menegaskan bahwa PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) tidak akan terbebani cash flownya apabila diizinkan untuk divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO ). Untuk itu Kementerian meminta agar Inalum fokus dalam keikutsertaan dalam divestasi saham sebesar 20 persen
Salah satu catatan yang cukup membanggakan pada tahun buku 2018 adalah kian ekspansifnya kinerja Perseroan pada pasar luar negeri. Saat ini WIKA telah berekspansi hingga 9 negara, antara lain: Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar di belahan Asia Tenggara. Niger, Nigeria, Senegal, Aljazair di Benua Afrika. Uni Emirat Arab dengan Dubai sebagai representasi terbaik Timur Tengah, serta Taiwan di Asia Timur
PT Aneka Tambang (Antam) Tbk (ANTM) menganggarkan belanja modal Rp 3,3 triliun pada 2019. Sebagian besar belanja modal ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis. Di antaranya adalah pembangunan proyek feronikel yang sedang dalam tahap penyelesaian
Pemerintah akan menawarkan 28 proyek kepada China, dengan total nilai sebesar USD 91,1 Miliar atau setara dengan Rp 1.295,8 triliun. Penawaran tersebut akan dilakukan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kedua The Belt and Road Initiative atau Jalur Sutra pada April mendatang di Beijing, China
Penyidik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memeriksa belasan pejabat Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau. Pemeriksaan ini terkait pertambangan bauksit yang merusak hutan dan lingkungan di Kabupaten Bintan.
Kepala Balai Penegakan Hukum Wilayah Sumatra KLHK, Edward Hutapea, yang dihubungi Antara di Tanjungpinang, Kamis, mengatakan, belasan pejabat di Pemkab Bintan juga diperiksa sejak tiga hari lalu.
Sejauh ini, kata dia, pejabat yang dipanggil untuk diperiksa cukup kooperatif. Sejumlah pejabat Pemkab Bintan dan Dinas ESDM Kepri memenuhi panggilan pertama untuk diperiksa sebagai saksi. "Pemeriksaan masih terus berlanjut. Lama pemeriksaan tergantung pada kooperatif atau tidaknya para pihak yang terkait kasus bauksit di Bintan," kata Edward.
Edo, demikian sapaan akrabnya, enggan membeberkan materi penyelidikan. Namun ia memastikan bahwa pemeriksaan para pejabat itu untuk melengkapi berkas penyelidikan sebelum diputuskan untuk tingkatkan menjadi penyidikan.
"Kami belum tetapkan tersangka. Bukti-bukti di lapangan sudah ada. Kami tinggal memeriksa para saksi," ucapnya.
Edo mengemukakan pemeriksaan akan dilanjutkan setelah seluruh pejabat di Pemkab Bintan dan Pemprov Kepri terkait kasus itu diperiksa. Pemeriksaan dilanjutkan terhadap para pengusaha yang melakukan aktivitas pertambangan bauksit di daratan dan pulau-pulau di Bintan.
"Nanti satu persatu pengusaha yang melakukan pertambangan pada 19 lokasi di Bintan akan diperiksa," ucapnya.
Edo juga memperingatkan instansi terkait di daerah untuk menghentikan aktivitas pertambangan bauksit baik di daratan maupun di pulau-pulau di Bintan. "Kami akan mengawasinya," tegasnya.
Ia mengatakan kasus pertambangan bauksit mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, khususnya KLHK. Karena itu, penyidik KLHK akan bertindak tegas sesuai ketentuan yang berlaku.
"Setiap pelaku perusakan hutan dan lingkungan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya," katanya.
PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menyatakan kesiapannya menambang cadangan emas dengan volume cukup besar di Kecmatan Hu’u, Kabupaten Dompu. Diperlukan banyak tenaga kerja dan perusahaan memprioritaskan warga NTB, khususnya Dompu