PT Freeport Indonesia (PTFI) masih mampu menghasilkan sekitar 200 ribu bijih mineral ton per hari, kendati tambang Grasberg rencananya bakal berakhir pada akhir tahun ini
Harga saham emiten-emiten pertambangan logam dan mineral khususnya nikel dan emas kompak ambruk pada perdagangan Senin ini (19/8/2019) di tengah koreksi harga komoditas emas dan kisruh massa yang terjadi di Manokwari, ibu kota Papua Barat
Pemerintah berencana mempercepat pemberlakuan larangan ekspor bijih nikel kadar rendah yang semestinya berlaku mulai 2022 mendatang. Manajemen PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menilai rencana ini tidak akan berdampak kepada pembangunan smelter (pengolahan mineral) feronikel Antam
Kepala Bidang Infrastruktur Mineral, dan Batubara pada Asisten Deputi Infrastruktur Pertambangan dan Energi Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jhon H. P. Tambun, mengatakan pemerintah sedang berupaya mengatur operasi tambang-tambang ilegal (PETI). Salah satunya dengan memperbaiki data penyebaran tambang ilegal
Demi mendongkrak kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO ) akan menggandeng perusahaan China untuk membangun pemurnian nikel (smelter). Proses negosiasi yang dilakukan antara INCOdan mitra asal China guna menjajaki kerja sama pembangunan pemurnian nikel (smelter) di Bahodopi, Sulawesi Tengah hingga kini terus berjalan
PT Medco Energi Internasional Tbk. masih berencana membawa PT Medco Power Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara untuk melantai di Bursa Efek Indonesia
Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Independent Persatuan Pemuda Sumbawa Barat (LSM LIPPAN-KSB) menyatakan, sangat mendukung kehadiran investasi Smelter di Sumbawa Barat, karena keberadaan investasi tersebut akan menjadi roda penggerak ekonomi masyarakat ditengah sempitnya lapangan pekerjaan dan lesuhnya pertumbuhan ekonomi daerah saat ini
Bursa Berjangka Jakarta atau BBJ akan segera meluncurkan kontrak fisik timah murni batangan dalam waktu dekat dengan bekerja sama dengan beberapa perusahaan berpelat merah
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana mengakuisisi PT Krakatau Tirta Industri (KTI), anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) yang bergerak di bidang sistem penyediaan air minum (SPAM). BUMN di sektor jasa konstruksi ini berharap dapat menggenggam mayoritas saham KTI