Pemerintah menyatakan dua komoditas tambang, yakni batu bara dan nikel menjadi yang paling terdampak merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 sejak awal tahun ini
Dampak dari wabah virus corona atau Covid-19 meluas. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan dampak Covid-19 akan mempengaruhi target hilirisasi mineral
Wabah virus corona melebar saat ini berpotensi mengganggu proyek pembangunan smelter di Indonesia. Jika wabah corona berlangsung lama, maka target beroperasinya smelter bisa mundur dari target
Masa rekomendasi ekspor konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sudah berakhir pada 8 Maret 2020. Meski begitu, PTFI dan AMNT masih belum mengantongi rekomendasi alias Surat Persetujuan Ekspor (SPE) yang baru
Penyebaran virus corona membuat satu proyek pengerjaan pemurnian (smelter) nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry di Konawe, Sulawesi Tenggara, terganggu. Proyek tersebut digarap China dan Indonesia
Direktur Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono mengungkapkan, virus corona bakal berdampak pada sektor tambang. Bambang mengaku, dirinya baru saja melakukan kunjungan kerja untuk memantau pembangunan smelter di Sulawesi Tenggara (Sultra)
Pemerintah melaporkan bahwa dampak virus corona telah mengganggu program hilirisasi pertambangan. Adapun gangguan tersebut terjadi di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Virtue Dragon di Konawe, Sulawesi Tenggara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan 52 fasilitas pemurnian alias smelter rampung pada tahun 2024. Smelter paling banyak adalah untuk pengolahan nikel
Dampak dari corona virus sudah menyasar semua lini, termasuk pada pembangunan smelter. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono menyebut virus corona akan berdampak ke sektor minerba