Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto me¬nyesalkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memberikan izin ekspor mineral mentah (konsen¬trat). Menurutnya, pemerintah terlalu memanjakan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Pemerintah berencana mengubah konsep pengambilan royalti dari produk pertambangan. Yakni pengutipan royalti yang saat ini dari hilir, akan berubah di sektor hulu. Dalam wacana tersebut, royalti akan dipungut dari perusahaan eksplorasi pertambangan yang menghasilkan mineral mentah, tanpa pengolahan.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan menyuplai sekitar 50.000 ton/tahun baja canai dingin atau bahan baku untuk produk baja ringan Zinium kepada PT Sunrise Steel sebagai upaya menggenjot produk dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Arcandra Tahar hanya menduduki posisi Menteri ESDM selama 20 hari. Namun diwaktu yang singkat itu, Arcandra telah mengambil keputusan yang cukup berarti yakni perpanjangan izin ekspor konsentrat untuk PT Freeport Indonesia.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono berdalih perpanjangan izin ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI) sesuai dasar hukum yang berlaku. Walaupun pembangunan fisik pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) belum tampak, Freeport kata Bambang sudah menunjukkan komitmen pembangunan smelter dengan sudah menggelontorkan sekira USD199 juta di Gresik.
Anak perusahaan Grup Kalla di sektor energi, PT Poso Energy, terus membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) baru. Sudah mengoperasikan PLTA Poso II dengan kapasitas terpasang 3 x 65 mega watt (MW), perusahaan ini mengebut lagi pembangunan 2 PLTA.
Pelaku industri smelter mendapat angin segar setelah harga nikel yang naik menjadi naik US.000 per ton menjadi US.000 per ton dan diprediksi akan naik sepanjang tahun.