Dua emiten pertambangan mineral, PT Vale Indonesia Tbk. dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) merencanakan ekspansi smelter nikel dengan teknologi hidrometalurgi atau (high pressure acid leach/HPAL) untuk pengolahan bijih nikel kadar rendah.
Indonesia menjadi produsen tembaga peringkat ke-11 di dunia dengan produksi mencapai 600.000 ton tembaga pada 2017. Sementara China yang menduduki peringkat ke-3, produksinya mencapai 1,8 juta ton tembaga. Namun sayang, meski produksinya besar, tapi Indonesia kalah dari Jepang, India, Korea, dan Bulgaria sebagai produsen logam tembaga. Padahal, negara-negara tersebut tidak punya bahan baku dari hasil tambang tembaga
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah menggantikan posisi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi produsen logam nikel terbesar di Indonesia sejak 2018, meski pada 2014 kontribusi Vale terhadap produksi logam nikel nasional mencapai 77%
Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) atau Inalum optimis BUMN bisa menjalankan bisnis rantai pasokan baterai untuk kendaraan listrik, terlebih karena holding BUMN pertambangan ini telah menguasai 30% dari cadangan nikel nasional. Hal itu diungkapkan Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak dalam diskusi bersama wartawan pada Kamis (15/10/2020)
Hilirisasi tembaga di Indonesia terlihat tidak begitu berkembang bila dibandingkan dengan komoditas mineral lain seperti nikel yang sejak beberapa tahun terakhir sejumlah smelter nikel mulai beroperasi.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memiliki rencana untuk membangun smelter nikel dengan metode High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
PT Freeport Indonesia (PTFI) turut menanggapi rencana pengembangan bekas tambang emas perusahaan di Blok Wabu, Provinsi Papua. Pengembangan tersebut akan dilakukan oleh holding pertambangan BUMN yaitu Mind Id lewat anak usahanya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Produk-produk pertambangan semakin dibutuhkan seiring dengan perkembangan teknologi yang memerlukan semakin banyak produk pertambangan, seperti tembaga, nikel, dan perak. Peningkatan kebutuhan produk pertambangan ini pun terkait dengan perubahan peradaban dan gaya hidup