PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana memasok listrik untuk dua smelter milik PT Vale Indonesia (JK:INCO) yang akan dibangun di Sulawesi. Kabarnya, perusahaan milik negara tersebut telah berdiskusi dengan pihak INCO untuk melakukan penjajakan.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pembangunan pabrik baterai kendaraan bermotor listrik PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium LG, bukan hanya dongeng belaka. Bahkan ia menyatakan pabrik yang akan dibangun di Kota Deltamas, Karawang, Jawa Barat tersebut siap untuk mulai masuk tahap awal pada Juli 2021 mendatang.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah tengah mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) sehingga bisa menciptakan nilai tambah pada produk ekspor.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sudah menandatangani perjanjian kerahasiaan alias non disclosure agreement (NDA) dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada bulan Mei 2021 untuk memasok listrik ke dua smelter INCO. Padahal sebelumnya dikabarkan INCO sudah membuka lelang untuk proyek pembangkit yang diikuti konsorsium Medco, Golar, dan Tripatra.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan agar pembangunan smelter nikel kelas dua berupa smelter feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI) dibatasi. Salah satu alasannya adalah permasalahan nilai tambah.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sampai dengan tahun 2024 mendatang akan ada 53 fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) beroperasi, di mana 30 di antaranya merupakan smelter nikel.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikabarkan mengusulkan agar pembangunan smelter nikel kelas dua yakni smelter feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI) dibatasi.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana membangun dua fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) baru, yakni proyek smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah.