Pemerintah menegaskan akan tetap menghormati kontrak pertambangan yang telah disepakati dengan para pelaku usaha hingga akhir kontrak. Ke depan, pemerintah akan berupaya menetapkan kebijakan yang menguntungkan kedua belah pihak.
PT Aneka Tambang (Antam) hendak membangun smelter untuk feronikel di Halmahera Timur. Proyek pembangunan smleter ini akan dikerjakan oleh konsorsium antara PT Wijaya Karya (Wika) dan PT Kawasaki Heavy Industri.
Direktur PT Antam Tbk Tato Miraza menceritakan perkembangan pabrik Feronikel di Pomalaa. Menurutnya, hingga November ini, ekspansi proyek di Pomalaa sudah mencapai 80 persen.
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) dikejar waktu mencari pendanaan untuk merampungkan proyek feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara. Pasalnya, perusahaan baru merampungkan satu fase pembangunan dan masih terdapat dua fase lain yang perlu diselesaikan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan aturan baru yang memaksa perusahan pemilik fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) supaya bisa menyerap nikel kadar rendah.
PT Antam (Persero) Tbk akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Halmahera Timur, Maluku. Untuk membangun smelter ini, Antam menunjuk konsorsium yang berisikan perusahaan BUMN dan perusahaan swasta.
Pemerintah memberi sinyal akan menaikkan tarif bea keluar mineral mentah, untuk memaksa perusahaan tambang membangun pabrik pengolahan (smelter) di Indonesia.
"Setiap tahun harus ada (kemajuan), sampai tahun kelima harus 100 persen (selesai pembangunan smelternya). Kalau tidak, tahun pertama pun akan ada sanksinya"