KONTAN.CO.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memberikan rekomendasi ekspor untuk satu perusahaan bauksit dan satu perusahaan nikel dengan nilai ekspor yang lumayan besar.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Susigit mengatakan rekomendasi sudah diberikan pada tanggal 14 September 2017 kemarin.
Rinciannya, PT Laman Mining, di Ketapang Kalimantan Barat untuk komoditas bauksit sebesar 2,85 juta ton per tahun. Dan, PT Itamarta Nusantara di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, anak usaha dari PT Central Omega Resources Tbk sebanyak 118.827,2 ton.
"Rekomendasinya sudah terbit pada tanggal 14 September 2017," terangnya kepada KONTAN, Minggu (17/9).
Bambang menyatakan rekomendasi ekspor diberikan karena kedua perusahaan tersebut sudah melaksanakan pembangunan smelter. Sehingga, rekomendasi ekspor diberikan sesuai dengan kapasitas smelter. Namun sayangnya Bambang tidak merinci detail lokasi dan kapasitas smelter kedua perusahaan itu.
"Mereka sudah bangun," tandasnya.
Hingga Agustus 2017, realisasi ekspor nikel tercatat 1,44 juta ton atau 17,64% dari rekomendasi ekspor yang diberikan sebesar 8,1 juta ton Di sisi lain, realisasi ekspor bauksit tercatat 275.816 ton atau 8,48% dari rekomendasi ekspor bauksit yang diberikan Kementerian ESDM sebesar 3,25 juta ton dan ditambah 2,85 juta ton yang baru mendapatkan ekspor.
Asal tahu saja, Kementerian ESDM sudah memberikan rekomendasi ekspor mineral mentah ke beberapa perusahaan. Di antaranya, PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), PT Aneka Tambang (ANTAM), PT Dinamika Sejahtera Mandiri, PT Ceria Nugraha Indotama, PT Triegah Bangun Persada, dan PT Gane Permai Sentosa.
"Mereka berkewajiban menunjuk tim verifikator independen untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan smelter setiap enam bulan," tandasnya.
Direktur Centres for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss), Budi Santoso mengatakan, bahwa pemerintah diminta tetap konsisten menerapkan standar yang tinggi terhadap permintaan untuk memperoleh rekomendasi ekspor mineral mentah, terutama terkait kemauan dan kesanggupan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
"Standar yang tinggi itu juga mencerminkan perlakuan yang sama kepada semua pelaku usaha yang ingin berinvestasi di sektor mineral tambang. Jangan asal memmberikan rekomendasi cuma karena penerimaan negara," ungkapnya kepada KONTAN, Minggu (17/9)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.