5 Tahun Jokowi, Infrastruktur Capai Target Nggak Ya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), infrastruktur merupakan sektor yang terus digenjot dengan harapan dapat meningkatkan daya saing, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional.
Jokowi mereformasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan memangkas belanja subsidi dan dialihkan ke anggaran produktif belanja modal.
Salah satu reformasi tersebut adalah peningkatan anggaran infrastruktur. Pada 2015, anggaran infrastruktur dalam APBN sebesar Rp 256,1 triliun. Pada 2019, pos tersebut mendapat anggaran hingga Rp 415 triliun atau naik 62% dibanding tahun 2015.
Dengan anggaran sebanyak itu, memangnya apa saja sih pencapaian pembangunan infrastruktur Indonesia selama periode kepemimpinan Jokowi?
Mari kita lihat capaian tersebut dalam laporan pencapaian Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) selaku lembaga yang berperan dalam memberikan dukungan kepada proyek yang dipilih sebagai prioritas sesuai dengan Peraturan Presiden No. 75 tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas.
Berdasarkan hasil monitoring terhadap 223 proyek dan 3 program yang terdaftar dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), pada 2018 sebanyak 32 proyek dinyatakan telah selesai dan hingga semester I-2019 sebanyak 16 proyek tambahan dinyatakan juga sudah selesai. Itu artinya pada 2019 sudah ada 48 proyek yang sudah selesai.
Satu Periode Jokowi, Capaian Infrastruktur Sudah Bagaimana?Sumber : KPPIP
Dari 16 proyek yang dinyatakan selesai pada periode Januari-Juni 2019, terdapat 11 proyek yang mencapai penyelesaian konstruksi dan terdapat 5 proyek yang disesuaikan statusnya (menjadi selesai) berdasarkan kriteria status penyelesaian proyek.
Sebanyak 11 proyek khusus yang dinyatakan selesai konstruksinya meliputi 1 proyek jalan tol, 1 proyek palapa ring, 4 proyek kawasan ekonomi khusus, 2 proyek bendungan, 2 proyek bandara dan 1 proyek pembangunan smelter.
Sebelas proyek tersebut memiliki nilai investasi total sebesar Rp 56,3 triliun (proyek palapa ring tidak diikutsertakan karena membutuhkan konfirmasi lebih lanjut). Jika diikutkan tentu nilainya akan lebih besar.
Sementara itu, 5 proyek yang disesuaikan kriteria statusnya terdiri dari 4 proyek pembangunan jalan dan 1 proyek pembangunan smelter dengan total nilai investasi lebih dari Rp 22 triliun. Berikut ini adalah rincian 16 proyek yang selesai pada semester I-2019.
Capaian Infrastruktur Jokowi Bagaimana? Selanjutnya, terdapat 7 proyek yang dinyatakan mulai beroperasi pada Semester I-2019 di mana 6 proyek mencapai tahap beroperasi dan 1 proyek disesuaikan statusnya berdasarkan kriteria status proyek.
Enam proyek yang mulai beroperasi pada semeter I-2019 ini meliputi 2 proyek jalan tol, proyek MRT, proyek penyelenggaraan perekeretaapian umum, pengembangan pelabuhan dan bandara internasional dengan total nilai investasi mencapai Rp 96 triliun.
Berikut adalah rincian proyek tersebut.
Satu Periode Jokowi, Capaian Infrastruktur Sudah Bagaimana?Sumber : KPPIP Apabila dilihat sejak tahun 2016- Juni 2019, maka sudah ada sekitar 80 PSN rampung, dan hingga kuartal III-2019 akan ada 89 proyek yang diprediksi akan selesai. Secara lebih rinci, pada 2016 sebanyak 20 proyek selesai. Pada 2017 sebanyak 10 proyek tambahan dinyatakan selesai.
Satu Periode Jokowi, Capaian Infrastruktur Sudah Bagaimana?Sumber : KPPIP
Pembangunan infrastruktur yang getol tersebut ternyata membuat indeks daya saing infrastruktur Indonesia naik. Menurut laporan Global Competitiveness Report 2019 yang dirilis WEF, tahun ini, sub-indeks infrastruktur Tanah Air adalah 67,7. Pada 2018, nilai sub-indeks infrastruktur Indonesia adalah 66,8. Artinya ada peningkatan daya saing sebesar 0,9 poin.
Pembangunan infrastruktur fisik terutama jalan raya telah membuat indeks daya saing Indonesia untuk aspek konektivitas jalan serta kualitas jalan mengalami perbaikan yang cukup signifikan.
Pada 2018 indeks daya saing untuk kualitas jalan berada di angka 48,1 dan naik menjadi 52,6 pada 2019. Di sisi lain, indeks daya saing konektivitas jalan juga melonjak drastis dari 34,6 pada 2018 menjadi 59,8 pada 2019.
Pembangunan infrastruktur memang membuat skor daya saing infrastruktur Indonesia naik walau tipis. Namun secara peringkat malah justru turun.
Dilihat dari tujuan kedua yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi belum bisa disimpulkan tercapai juga toh kontribusi pembangunan infrastruktur belum bisa membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia keluar dari batas bawah 5% selama lima tahun terakhir.
Memang dampak ekonomi infrastruktur tidak langsung serta merta dirasakan karena karakteristiknya yang bersifat long term alias jangka panjang. Namun kembali lagi hal yang perlu disorot adalah bagaimana memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun sumber-sumber pendanaan yang tidak membebani APBN seperti cita-cita awal Jokowi, tetapi juga bagaimana pembagian risiko dapat terdistribusi secara adil, lebih lanjut lagi dan yang paling penting adalah memastikan bahwa infrastruktur itu dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh publik.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.