EKSPLORASI.id – Semenjak diwajibkannya pembangunan smelter pada 2014 hingga 2017, sebanyak 50 perusahaan telah menjalankan amanat tersebut.
“Total sekitar 50 perusahaan yang sudah bangun smelter, terdiri dari enam komoditas,” kata Dirjen Minerba Bambang Gatot Ariyanto di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis, (11/01).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Minerba ada, di 2017 ada 24 perusahaan yang telah menyelesaikan pembangunan smelter. Sementara sisanya 26 perusahaan masih dalam proses pembangunan. “Pembangunan tersebut masih berkembang terus. Artinya belum sepenuhnya selesai,” ucap Bambang.
Bambang menyebut ada 24 perusahaan yang progres pembangunannya mencapai 50-100%. Sedangkan untuk yang progresnya 0-50% yakni sekitar 21 perusahaan. Sementara sisanya tidak dirinci oleh Bambang.
“Logam nikel berkembang baik, (smelter) yang telah selesai 100% mencakup nikel 15, bauksit dua, tembaga satu, besi empat, dan mangan dua. Progress 50-100% yakni nikel tiga, besi satu, timbal dan zink satu. Sementara progress 0-50% terdiri dari nikel 12, bauksit empat, tembaga dua, besi satu, timbal dan zink dua,” pungkasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.