58% Kebutuhan Baja di RI Harus Impor karena Industri Hilir Tak Jalan
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap dukungan pemerintah dalam pembangunan smelter atau fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam. Hal itu harus dilakukan untuk pengembangan industri logam dasar dan industri hilirnya.
Sebab selama ini, sarana infrastruktur dan pasokan listrik yang belum memadai masih menjadi salah satu kendala utama dalam pembangunan smelter. Menengok ketika infrastruktur menuju lokasi pembangunan smelter tak layak, pihak yang membangun kesulitan dalam memobilisasi peralatan. Pun dalam pembangunan smelter, listrik yang tersedia tak mencukupi kebutuhan.
Itu membuat investor merogoh kocek lebih dalam. Maka percepatan pembangunan smelter ini perlu dukungan dan keberpihakan pemerintah,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan saat temu media di Menara Kadin, kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (7/2).
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.