71 Persen Kebutuhan Nikel di Dunia untuk Stainless Steel
Pemerintah menargetkan produksi nikel dalam negeri agar bersaing secara global. Hilirisasi terus dilakukan agar industri dalam negeri tidak ketergantungan bahan baku impor.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan dan Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif, mengatakan saat ini mayoritas kebutuhan nikel di dunia didominasi untuk stainless steel.
"Sekarang 71 persen dunia ini untuk stainless steel, alloy steel 4 persen, non ferrous 10 persen, plating 7 persen, foundry 5 persen, dan baterai 3 persen. Inilah yang ingin ditingkatkan presiden," kata Irwandy saat webinar mengenai Masa Depan Hilirisasi Nikel Indonesia, Selasa (13/10).
Irwandy menjelaskan, komoditi produk di Indonesia saat ini adalah kelas II atau masih terdapat kandungan besi, masih banyak pengotor, dan smelter relatif tidak mahal. Dia mencontohkan komoditinya adalah FeNi (>15 persen nickel, balance iron), nickel oxide sinters (>70 persen nickel), dan nickel pig iron (2-12 persen nickel, balance iron).
Irwandy memastikan pihaknya bakal menggenjot peningkatan produksi nikel. Ia mengungkapkan target produksi smelter nikel bisa mencapai 2,7 juta ton di 2025. "Jadi kita bicara di sini peningkatan misalnya di 2019 produksi meningkat 8,6 persen sebesar 2,4 juta ton nikel, kemudian produksi smelter nikel diproyeksikan tumbuh 2,4 persen, kemudian mencapai 2,7 juta ton nikel pada tahun 2025," katanya. 71 Persen Kebutuhan Nikel di Dunia untuk Stainless Steel (1)
Sumber daya dan cadangan nikel di Indonesia potensinya masih cukup besar. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, mengungkapkan dari data per Juli 2020 masih ada cadangan mencapai 11.887 juta ton.
"Ini status Juli 2020 kalau kita lihat cadangan sumber daya nikel kita ada 11.887 juta ton, dengan itu kali dari nikelnya itu total bijihnya 4.346 juta ton," kata Eko saat webinar mengenai Masa Depan Hilirisasi Nikel Indonesia, Selasa (13/10).
Sumber daya dan cadangan tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Eko mengatakan Provinsi Sulawesi menjadi yang paling banyak terkait nikelnya per Juli 2020.
Eko memastikan produksi nikel di Indonesia masih bisa bersaing di pasar global. Apalagi, bijih nikel di Indonesia ini bisa dikelola dengan baik oleh smelter yang telah beroperasi.
Meski sumber daya dan cadangan nikel dirasa banyak, Eko menuturkan pihaknya tetap berupaya mencari wilayah baru yang berpotensi. “Kami di badan geologi melakukan eksplorasi, ini untuk menambah wilayah baru untuk kami sampaikan ke Dirjen Minerba untuk dibuat atau ditawarkan sebagai wilayah usaha pertambangan,” tutur Eko.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.