Jakarta – Tahun ini, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membidik penguatan kinerja bisnis pengembangan kawasan industri JIIPE hingga 2023. Segmen bisnis ini juga ditargetkan berkontribusi hingga 22% terhadap total laba bersih perseroan tahun tersebut.
Direktur AKR Corporindo, Suresh Vembu mengatakan, perseroan menargetkan pertumbuhan laba bruto JIIPE rata-rata 13-15% dalam kurun waktu 3-4 tahun ke depan atau hingga 2023. Hal ini bisa dicapai dengan mengandalkan tiga segmen bisnis, yakni bisnis perdagangan dan distribusi, kawasan industri, dan lainnya. "Untuk bisnis kawasan industri, kami akan memperbesar porsi menjadi 22% dari 7% pada September 2020. Sementara perdagangan dan distribusi akan berkurang porsinya dari 85% menjadi 70%,"ujarnya seperti dikutip investor kemarin.
Adapun pengembangan JIIPE dilakukan sejak 2013 melalui penandatanganan kesepakatan dengan Pelindo III. Kemudian, perseroan mulai mengakuisisi lahan dan melakukan pembangunan tahap 1, yakni dermaga, jembatan dan infrastruktur lainnya. Tahap 1, seluas 1.300 lahan telah diakuisisi dan siap untuk dijual. Selanjutnya, perseroan melakukan pembangunan tahap 2 dengan memperpanjang dermaga, area reklamasi dan terminal LNG. Sekurangnya 265 ha lahan sudah mulai diisi pada pembangunan tahap 2 ini. Dalam pengembangan JIIPE, AKR sudah mengeluarkan investasi sekitar Rp 3,4 triliun sejak 2016.
Namun, perseroan akan melakukan monetisasi dengan menjual sekitar 1.300 ha lahan yang ada di JIIPE. Adapun target dari tenant yang akan menghuni kawasan industri ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang smelter, konstruksi, kimia, dan pengolahan serta industri makanan. AKR optimistis menjual lahan tersebut, karena JIIPE sudah diusulkan untuk menjadi KEK Zona Teknologi dan Manufaktur. JIIPE juga memiliki keunggulan lain seperti adanya konektivitas dengan pelabuhan, stasiun kereta api dan jalan tol. Selain JIIPE, mesin pertumbuhan lain AKR adalah segmen perdagangan dan distribusi.
Suresh menjelaskan, AKR merupakan salah satu perusahaan distribusi produk BBM dan kimia dengan kapasitas terbesar di Indonesia. AKR juga sudah menjalin kerjasama dengan British Petroleum (BP) untuk memasarkan BBM ritel dan avtur. Suresh menyebutkan, melalui kemitraan strategis dengan BP, AKR sudah membuka 16 outlet untuk melayani BBM ritel. "Dalam 10 tahun akan dibuka total 350 outlet," terang dia.
Sementara untuk pemasaran avtur, BP, dan AKR memulai operasi pertama pada 2019 di bandara IMIP Morowali. Selanjutnya, kemitraan ini akan melayani wilayah Indonesia Timur dan berencana membuka depo baru. Sebelumnya, AKR dan BO menjajaki ekspansi pembukaan fasilitas pengisian daya cepat (fast charging) untuk kendaraan listrik. Kedua perusahaaan juga bersiap menambah kerjasama dengan pengelola bandar udara dalam distribusi bahan bakar penerbangan, avtur.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.