Britama.com – Aneka Tambang Tbk (ANTM) bersama Inalum akan menggarap proyek hilirisasi yang akan mengurangi ketergantungan pasokan luar negeri dan menggerus devisa impor.
Langkah itu dilakukan dengan menggandeng kerja sama dengan produsen alumina terbesar kedua di dunia Aluminum Corporation of China (CHALCO) dari China untuk melakukan hilirisasi produk tambang di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Dengan 3 entitas tersebut, Borneo Alumina Indonesia (BAI) akan bekerja sama membangun pabrik pemurnian untuk memproses bauksit menjadi alumina, yang merupakan bahan baku utama untuk membuat aluminium ingot dengan nama Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).
INALUM merupakan produsen aluminium ingot satu-satunya di Indonesia, yang nantinya akan menyerap sebagian besar alumina dari BAI. Selama ini, paparnya, kapasitas produksi INALUM sebanyak 250 ribu metrik ton aluminium ingot per tahun, maka memerlukan 500 ribu metrik ton alumina yang masih dipasok dari luar.
Konstruksi proyek SGAR dilakukan dalam 2 tahap dengan total kapasitas produksi 2 juta metrik ton alumina. Peletakan batu pertama untuk pabrik pemurnian tahap 1 dengan kapasitas 1 juta metrik ton rencananya akan dilaksanakan pada kuartal IV/2018 dan diharapkan dapat mulai produksi pada 2021.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.