ANTM raih penjualan bersih Rp 14,43 triliun, analis merekomendasi beli
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pada semester pertama 2019, Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 14,43 triliun atau naik 22% dibandingkan periode tahun sebelumnya Rp 11,82 triliun.
Sementara penjualan emas ANTM mencapai 15.751 kg (442.394 t.oz). Tercatat, komoditas emas memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap penjualan ANTM daripada nickel. Kontribusi emas mencapai 67% atau senilai Rp 9,61 triliun dari total penjualan perusahaan.
Baca Juga: Harga Emas Berkilau, Prospek Emiten Logam Mulia Mengkilap premium
Direktur Utama Utama ANTAM Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan kepada Kontan pada (5/8), untuk komoditas emas, ANTAM menargetkan produksi di tahun 2019 sebesar 2.036 kg dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung dengan tingkat penjualan emas mencapai 32 ton.
Sementara, di paruh pertama tahun ini total volume produksi emas yang didapatkan dari tambang Pongkor dan Cibailung sudah mencapai 979 kg (31.476 t.oz).
Guna meningkatkan laba dan pendapatan, ANTM berupaya meningkatkan nilai tambah produk emas batangan. Salah satunya pada Juli 2018 lalu, ANTM meluncurkan desain dan kemasan baru Logam Mulia yang dilengkapi pelindung CertiCard. ANTAM juga memiliki beragam diversifikasi produk seperti emas motif batik seri 1 dan seri 2, serta meluncurkan seri emas tematik sesuai dengan permintaan pelanggan.
Arie menambahkan selain komoditas emas, ANTM juga mengandalkan feronikel. ANTM menargetkan volume produksi feronikel di tahun ini sebesar 30.280 ton nikel dalam feronikel (Tni), meningkat 21% dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2018 sebesar 24.868 TNi.
Emiten ini juga menargetkan penjualan feronikel sebanyak 30.280 TNi atau meningkat 25% daripada realisasi tahun 2018 yang mencapai 24.135 TNi.
Baca Juga: Kenaikan harga emas kerek harga emas Antam
Selain itu, emiten ini tengah berfokus pada penyelesaian proyek-proyek pengembangan hilir. Antara lain Proyek Pengolahan Pabrik Feronikel Haltim dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kalimantan Barat. Sekadar informasi, proyek SGAR merupakan rencana kerjasama ANTAM dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM).
Menanggapi kabar tersebut, Arie menyatakan progres kerjasama itu masih sesuai dengan rencana. Ia menjelaskan konstruksi proyek SGAR tahap satu memiliki kapasitas produksi 1 juta ton SGA (smelter grade alumina) dengan nilai proyek sebesar US$ 850 juta.
"Sejalan dengan initial production SGAR yang direncanakan pada 2022, kami berharap bisa melakukan groundbreaking di semester II tahun ini," ujar Arie.
Lantas bagaimana dengan saham ANTAM? Pada kesempatan yang berbeda, Analis Jasa Utama Capital Chris Apriolony mengatakan perusahaan dengan komoditas emas masih menarik dan layak untuk di pertimbangkan. Sebab, efek kondisi ekonomi global yang tidak pasti seharusnya dapat kembali membuat emas mencetak kenaikan.
Chris juga menyatakan pendapatan emiten di sektor tambang emas tercatat mengalami kenaikan. Terbukti, seperti kinerja ANTM yang sesuai dengan ekspektasi pasar dan cukup memuaskan.
Berdasarkan data RTI, sepanjang tahun ini hingga Senin (5/8) saham ANTM mencatatkan kenaikan 12,42%. Sementara, sepekan lalu performa emiten ini turun 3,91%, sedangkan selama sebulan naik 4,24%.
Baca Juga: Devaluasi Yuan Picu Perang Kurs, Siapa yang Untung dan yang Rugi? premium
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menyatakan pergerakan ANTM sendiri sejak Mei 2019 sempat menyentuh level terendah 660, tetapi secara teknikal saham ANTM mengalami uptrend ke level 985. Meski sempat terkoreksi, saham ANTM dilihat dari Mei ke Agustus termasuk uptrend.
Nafan juga menambahkan harga saham ANTM yang kemarin sempat turun kemungkinan karena pernyataan Jerome Powell yang cenderung hawkish.Chris juga merekomendasikan beli ANTM dengan target Rp 1.200 per saham.
Sementara, Vice President Research Artha Sekuritas Frederick Rasali menyatakan emiten komoditas emas seperti ANTM atau MDKA lebih tepat untuk dikoleksi investor. Utamanya, karena bisnis inti kedua emiten itu adalah emas, prospek bisnisnya akan lebih fokus.
Selaras dengan Nafan dan Chris, Frederick juga merekomendasikan trading buy untuk saham ANTM. "ANTM lebih menarik karena secara valuasi PBV sudah 1,07x dan secara teknikal masih dapat mencapai level 985 per saham." tutup Frederick.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.