AP3I Minta Pemerintah Tetap Larang Ekspor Mineral Mentah
Guna meringankan pengusaha saat harga komoditas anjlok, maka dari itu Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) menginginkan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah tetap konsisten diberlakukan.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I), Jonathan Handojo belum lama ini di Jakarta.
“Kalau pemerintah mau kasih insentif sebetulnya mudah, misalnya tidak dipungut pajak,” tuturnya.
Namun, dirinya menyayangkan kekhawatiran pemerintah terhadap penurunan harga komoditas dan berencana membuka pelarangan eskpor mineral mentah yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan dan batu bara.
Untuk itu, Jonathan pun optimistis jika pemerintah tetap konsisten menerapkan pelarangan ekspor mineral mentah, pembangunan smelter akan mengalami kemajuan. Bahkan diperkirakan ada sebanyak 7 juta ton bijih nikel bakal terserap pada 2017.
“Kami optimistis sekitar 7 juta ton nikel ore akan diserap. Ini bukti smelter sudah ada hasilnya,” pungkasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.