APNI: Ada Ketidakadilan Terhadap Pengusaha Nikel Lokal
Jakarta, CNBC Indonesia- Pengusaha nikel Indonesia melalui Sekjen Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey menjelaskan ada ketidakadilan terhadap pengusaha lokal, dimana pengusaha nasional dibebankan berbagai kewajiban tetapi hal ini tidak berlaku bagi pengusaha asing (smelter) yang mayoritas dari China.
Asosiasi juga menyampaikan bahwa saat ini pengusaha nikel lokal tengah terpuruk akibat penerapan percepatan larangan ekspor nikel, dimana pihaknya harus menjual rugi hasil produksi ke smelter yang mayoritas dikuasai investor China. Selain APNI juga menjelaskan bahwa beberapa tambang sudah dikuasai oleh pengusaha China akibat semakin tertekannya harga nikel lokal.
Selengkapnya saksikan dialog Erwin Surya Brata dengan Sekjen Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin Lengkey dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 26/8/2019).
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.