Ada Indikasi Pemain Nikel Tiongkok Hancurkan Harga
Kini, dia menegaskan, ada indikasi sejumlah pemain nikel besar Tiongkok sengaja menghancurkan harga nikel dunia. Mereka masih bisa meraup untung dengan mengimpor bahan baku dasar, bijih nikel, dari Indonesia.
Sebab, harga SS kini masih cukup tinggi, sebesar US$ 3.000 per ton. Yang terpukul fenomena ini adalah pemain nikel lokal yang baru bisa untung ketika harga tinggi.
Warren Patterson, analis ING, menyatakan, Antam mulai mengekspor bijih nikel ke Tiongkok setelah pemerintah RI mencabut larangan ekspor. Ini menekan harga nikel dunia.
Faktor lain yang dapat menekan harga nikel, kata dia, adalah perubahan kebijakan di Filipina. Pasar menduga akan ada kebijakan relaksasi ekspor di negara itu. “Ini bakal menjadi penentu harga nikel ke depan,” ujar Warren, seperti dilansir Reuters.
Di samping itu, dia menegaskan, harga nikel terkena sentimen negatif dari pelemahan industri manufaktur Tiongkok. Bulan lalu, manufaktur Tiongkok terkontraksi, seiring pelemahan permintaan dan kejatuhan harga jual yang menekan portabilitas.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.