Akibat PHK, Produksi Ore Konsentrat Freeport Indonesia Turun Menjadi 140.000 Ton per Hari
JAKARTA - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 4.000 karyawan PT Freeport Indonesia berdampak pada penurunan produksi ore konsentrat tembaga.
Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengakui produksi mengalami penurunan. Namun, Riza tidak mengetahui angka pasti penurunannya.
"Ya tidak optimal cuma masih bisa operasi dengan normal," ujar Riza, Jakarta, Kamis (6/7).
Direktur Pengusahaan Pembinaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Susigit mengatakan, rata-rata produksi ore konsentrat tembaga Freeport Indonesia saat ini 160.000 sampai 140.000 ton per hari dari produksi normal 270.000 per hari.
"Pernah kemarin sebelum lebaran 110.000 ton ore konsentrat per hari dari rencana 194.000 ton. Artinya ngga normal," ungkap Bambang.
Lebih lanjut Bambang menuturkan, salah satu penyebab penurunan produksi tersebut sebagaimana dilaporkan manajeman Freeport Indonesia kepada pemerintah lantaran adanya aksi pemogokan kerja karyawan yang akhirnya berujung pada PHK.
Pemerintah, kata Bambang, telah berupaya menengahi persilisihan hubungan antara karyawan dengan manajamen Freeport Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industri Kementerian Tenaga Kerja. Namun, belum mencapai jalan keluar yang bisa disepakati oleh kedua pihak.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.