RAKYATKU.COM, PALU – Aktivitas tambang nikel di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah menjadi malapetaka bagi warga sekitar. Bagaimana tidak, hujan yang mengguyur wilayah Morowali seharian mengakibatkan empat desa di Kecamatan Bahodopi terendam banjir. Diantaranya Desa Bahodopi, Desa Keurea, Desa Fatufia, dan Desa Bahomakmur.
“Sebelum ada aktivitas tambang, Kecamatan Bahodopi tidak pernah mengalami kebanjiran. Kemungkinan besar, dengan adanya pengrusakan hutan karena aktivitas tambang merupakan penyebab terjadinya banjir,” ungkap Haris warga setempat.
Tidak hanya itu, jembatan yang berada di Desa Bahodopi juga rusak. Jembatan masih dalam proses pekerjaan itu putus akibat derasnya air sungai. Akibatnya, warga sekitar membuat jembatan darurat dengan menggunakan batang pohon kelapa.
Bahkan, Kantor Polsek Bahodopi juga ikut terendam. Terlihat, air setinggi mata kaki orang dewasa menggenangi seluruh halaman kantor hingga masuk ke dalam ruangan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.