Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Per¬sero) atau lebih dikenal dengan INALUM berencana membangun Pembangkit List¬rik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapa¬sitas 2 x 350 MW.
Hal itu guna mencapai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RPJP) yakni meningkatkan ka¬pasitas produksi aluminium ingot yang ada saat ini menjadi 2 (dua) kali lipat pada tahun 2020 untuk memenuhi pasokan alumi¬nium dalam negeri.
Saat ini kepastian pembangunan proyek PLTU semakin jelas terlihat, dimana kajian ke¬layakan oleh konsultan sudah dalam ta¬hap akhir dan akan selesai dalam waktu de¬kat. Sementara, seperti dilaporkan dalam Analisadaily.com, lahan untuk proyek juga te¬lah tersedia di Coastal Area sebelah ka¬nan trestle milik PT INALUM (Persero). La¬han tersebut selama ini dimiliki Oto¬rita Asahan dengan bukti kepemilikan berupa Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang sudah bersertifikat BPN.
Kepala BPN Asahan menyebutkan sertifikat merupakan bukti kepemilikan atas lahan yang paling kuat. Untuk sementara lahan HPL Otorita Asahan yang sudah diperuntukkan bagi pro¬¬yek pembangunan PLTU sudah mulai dipagari menggunakan seng pada rabu 6 April 2016. Se¬¬lan¬jutnya diganti dengan be¬ton pra-cetak guna menegaskan batas-ba¬tas areal lahan yang diperuntukkan bagi pro¬¬yek pembangunan PLTU.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.