Amman Ajukan Penundaan Pembangunan Smelter hingga 18 Bulan
' />
JAKARTA, investor.id - PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengajukan permohonan penundaan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) konsentrat tembaga hingga 18 bulan. Permohonan tersebut dilayangkan secara resmi kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pekan lalu.
Smelter yang berada di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat itu terkena dampak pandemi Covid-19. Penundaan itu membuat pembangunan smelter mundur dari target pada akhir 2022. Presiden Direktur AMNT Rachmat Makkasau mengatakan, surat yang dilayangkan kepada pemerintah tersebut AMNT mengajukan permohonan penundaan lantaran proses pembangunan smelter terhambat Covid-19.
"Hampir keseluruhan proses pembangunan (smelter) terganggu pendemi ini dan kami tidak punya pilihan lain. Kami memohon 12-18 bulan (penundaan)," kata Rachmat kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (29/4). Rachmat mengungkapkan pertimbangan waktu penundaan hingga 18 bulan itu dengan mencermati perkembangan Covid-19. Bila keadaan mulai membaik pun kemungkinan pemulihan dilakukan bertahap di negara-negara yang terkena Covid-19.
Pasalnya sejumlah mitra bisnis pembangunan smelter berasal dari luar negeri. "Kondisi adanya dampak pandemi semua slowdown, keadaan membaik pun pasti akan bertahap untuk recovery di masing-masing negara," ujarnya. AMNT sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Pada Februari 2017 silam, AMNT beralih status dari Kontrak Karya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). AMNT menjadi perusahaan tambang tembaga pertama yang beralih menjadi IUPK.
Smelter AMNT mulai dibangun sejak April 2017 silam dengan kapasitas 1,3 juta ton konsentrat. Smelter AMMT dapat memproses konsentrat tembaga baik dari tambang Batu Hijau, maupun suplai potensial dari tambang Elang yang saat ini dalam tahap eksplorasi, dan sumber pemasok konsentrat lainnya. Sedianya kapasitas smelter mencapai 2-2,6 juta ton konsentrat lantaran bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia. Namun kerjasama itu kini sudah berakhir sehingga desain smelter yang digunakan kapasitas 1,3 juta ton. Adapun kemajuan pembangunan smelter hingga Januari kemarin mencapai 22,974%.
Sumber : Investor Daily
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Amman Ajukan Penundaan Pembangunan Smelter hingga 18 Bulan" Penulis: Rangga Prakoso Read more at: http://brt.st/6yE7
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.