Amman Mineral Disebut Ajukan Status Izin Pertambangan
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), yang merupakan nama baru dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), telah mengajukan perubahan status izin usaha dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot mengkonfirmasi hal tersebut. Kendati demikian, ia tak menyebut periode pengajuan pergantian status tersebut.
"Lagi diproses. Dan ini baru mengurus ke IUPK," terang Bambang di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (30/1).
Lebih lanjut ia mengatakan, perusahaan yang baru-baru ini diakuisisi PT Medco Energi International Tbk ini hanya mengajukan perubahan status saja. Sampai saat ini, lanjutnya, perusahaan belum meminta rekomendasi ekspor konsentrat.
Di samping itu, Amman Mineral juga belum membuat komitmen tertulis soal pembangunan fasilitas pemurnian (smelter). Namun, di dalam pertemuan terakhir, Bambang mengatakan bahwa perusahaan tidak membicarakan ihwal investasi smelyer.
"Belum ekspor, baru IUPK saja," jelasnya singkat.
Sebagai informasi, perubahan status dari KK menjadi IUPK merupakan salah satu syarat bagi perusahaan tambang agar bisa melakukan ekspor konsentrat. Ketentuan ini diatur di dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 6 Tahun 2017, yang merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017.
Selain perubahan status, perusahaan tambang juga perlu membayar bea keluar khusus, membangun smelter dalam jangka waktu lima tahun ke depan, dan divestasi sebesar 51 persen.
Pada periode sebelumnya, pemerintah memberi perpanjanyan izin ekspor bagi Amman Mineral yang berlaku dari 24 November 2016 hingga 12 Januari 2017. Kuota yang diberikan pemerintah pun hanya sepertiga dari kuota ekspor Mei hingga November 2016 sebesar 419.757 ton dari Mei hingga November tahun ini. (gir)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.