Antam (ANTM) Seleksi Tiga Calon Mitra Proyek Penghiliran Nikel
Bisnis.com, JAKARTA—PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) masih dalam tahap proses seleksi tiga calon partner untuk pengembangan proyek nikel dan stainless steel senilai US$1 miliar di Sorong, Papua Barat.
Sekretaris Perusahaan Antam Aprilandi H. Setia menyampaikan, perseroan masih dalam proses seleksi terhadap tiga calon mitra dari China dan Filipina untuk mengembangkan proyek penghiliran nikel. Lokasi pabrik rencananya berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.
“Ketiganya expert di bidang nikel dan stainless steel. Nanti kami pilih salah satu untuk menjadi partner. Ini proyek besar, karena cadangan nikel kami juga besar,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (17/12/2018).
Sebelumnya, Antam melalui anak usahanya PT GAG Nikel (GAG) memproduksi bijih nikel di Pulalu Gag, Kab. Raja Ampat, Papua Barat. Berdasarkan laporan 2014, sumber daya nikel saprolit sejumlah 188,3 juta wet metric ton (wmt), sedangkan sumber daya nikel limonit berjumlah 170,4 juta wmt.
Mengenai skema pembagian saham bentuk kerja sama, perseroan akan membahasnya lebih lanjut. Yang jelas, Antam saat ini lebih berfokus untuk menentukan calon partner.
Untuk pendanaan proyek penghiliran nikel, perusahaan membuka kemungkinan melepas sebagian sahamnya di GAG dari sebelumnya 100%. Namun, Antam masih menjadi pemegang saham dominan GAG.
Aprilandi menambahkan, alasan pengembangan pabrik nikel dan stainless steel di Sorong ialah karena fasilitas pelabuhan, air, listrik, dan sebagainya yang sudah lengkap. Adapun, Pulau Gag termasuk area konservasi hutang lindungs sehinggakegiatan penambangan dan industri cenderung terbatas.
Sebelumnya, Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menyampaikan, proyek nikel di Papua Barat merupakan salah satu fokus pengerjaan perusahaan pada 2019. Nilai investasi untuk pengembangan pabrik nikel dan stainless steel mencapai US$1 miliar.
Kapasitas produksi pabrik nikel nantinya mencapai 40.000 ton per tahun dan stainlees steel 0,5 juta ton per tahun. Sebelumnya pada 2018, Antam hanya mendapat pemasukan dari penjualan bijih nikel GAG sejumlah 1 juta ton.
Untuk pendanaan proyek penghiliran nikel, perseroan mengupayakan dari ekuitas, pinjaman, dan divestasi sebagian saham GAG. Jadi, sebagian kecil saham GAG akan dimiliki oleh partner Antam.
“Sekarang kan anak usaha yang minning 100%, itu akan kami divestasi sebagian sahamnya, untuk dapat dana yang disetorkan ke perusahaan baja. Tapi [saham] kami tetap mayoritas di anak usaha minning itu,” tuturnya.
Secara keseluruhan, Antam mengalokasikan belanja modal senilai Rp3,4 triliun pada 2019. Nilai itu meningkat sedikit dari anggaran capex tahun ini sejumlah Rp3,3 triliun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.