Antam Ajukan Tambahan Kuota Ekspor Bijih Nikel 1,3 Juta Ton
Jakarta, Portonews.com – Saat ini PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sedang mengajukan tambahan kuota ekspor bijih nikel berkadar rendah sebanyak 1,3 juta ton.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Direktur Operasi dan Produksi Antam, Hartono di Jakarta.
“Pihaknya berencana menambah kuota ekspor dari total 3,9 juta ton menjadi 5,2 juta ton per tahun.
Menurut dirinya, izin ekspor yang telah diperoleh sebelumnya merupakan gabungan dari rekomendasi berdasarkan pembangunan smelter Antam di Pomalaa dan Halmahera Timur dengan kuota masing-masing 2,7 juta ton dan 1,2 juta ton.
Hartono mengungkapkan, permohonan tambahan kuota tersebut telah diajukan. Apabila disetujui, Antam akan mendapatkan tambahan kuota tersebut pada Juni 2019.
“Nanti Juni rencana keluar izin ekspor. Jadi, Akhir Mei ini sudah ke Minerba, kemudian baru ke Kementerian Perdagangan,” imbuhnya.
Hartono menjelaskan, adapun tambahan kuota tersebut berdasarkan rencana pembangunan smelter blast furnace nickel pig iron (NPI) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Dalam proyek tersebut, Antam bekerja sama dengan OceanEnergy.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.