Antam Berharap Izin Ekspor Nikel Kadar Rendah Terbit April
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam) telah mengajukan permohonan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk dapat mengekspor ore nikel dengan kadar di bawah 1,7 persen. Aplikasi tersebut telah dikirimkan pada pekan ini dan diharapkan prosesnya bisa selesai sesegera mungkin.
Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman mengatakan, proses rekomendasi ekspor di Kementerian ESDM akan memakan waktu selama 14 hari. Jika proses perizinan Kementerian Perdagangan disertakan, setidaknya perusahaan berharap bisa mengantongi izin ekspor nikel kadar rendah pada pertengahan April mendatang.
"Kami akan langsungkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada akhir April, semoga pada pertengahan April mendatang sudah bisa dapat. Kami berdoa semoga semuanya lancar," terang Tedy, Rabu (22/3).
Ia melanjutkan, perusahaan mengajukan izin ekspor nikel kadar rendah sebesar 6 juta ton per tahun. Angka itu didapatkan dari daya tampung fasilitas pemurnian (smelter) yang ada saat ini dan jumlah daya tampung smelter nikel kadar rendah yang akan dibangun di masa depan.
"Dan kami hanya mengekspor nikel kadar rendah, sesuai dengan peraturan pemerintah," terangnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa China, Jepang, dan Eropa sudah siap menampung hasil tambang Antam pasca izin ekspor sudah didapatkan. Kendati demikian, ia tidak bisa memastikan pengiriman pertama (shipping) akan dilakukan pada bulan yang sama.
"Kami belum akan memikirkan shipping, namun kami tunggu dulu izin pemerintah," pungkas Tedy.
Sebagai informasi, ketentuan ekspor nikel dengan kadar di bawah 1,7 persen ini dimuat di dalam pasal 4 Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 Tahun 2017. Peraturan ini merupakan turunan dari PP Nomor 1 Tahun 2017 Atas Perubahan Keempat PP Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
Selain nikel kadar rendah, pemerintah juga memperbolehkan ekspor bauksit yang telah melalui proses pencucian dengan kadar lebih besar dari 42 persen.
Mengutip data perseroan, volume penjualan ore nikel Antam melonjak tajam 1.471 persen menjadi 734,88 ribu wet metric ton (wmt) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 46.751 wmt. Hasilnya, Antam membukukan pendapatan penjualan nikel ore sebesar Rp295 miliar, atau melesat dari posisi tahun sebelumnya Rp10,91 miliar. (gen)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.