Metrotvnews.com, Jakarta: PT Aneka Tambang Tbk (Tbk) menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman (Momerandum of Understanding/MoU) antara PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Smelting, dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tentang kerja sama pembangunan pabrik pengolahan anoda slime dan logam berharga (precious metal refinery/PMR) yang dilakukan kemarin tidak etis.
Pasalnya, berdasarkan MoU sebelumnya, rencana pembangunan pabrik pengolahan anoda slime dan PMR dilakukan oleh Antam, Freeport, dan PT Smelting. Namun, pada Senin beredar kabar bahwa Freeport dan PT Smelting melakukan penandatangan MoU baru dengan AMNT untuk pembangunan pabrik serupa.
"Kalau menurut saya ini tidak etis saja. secara bisnisnya. Perusahaan sebesar Freeport dan PT Smelting," kata Presiden Direktur Antam Arie Prabowo Ariotedjo saat ditemui di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Selasa 24 Oktober 2017.
Arie menjelaskan, selama ini memang ada perbedaan perhitungan harga (payable) anoda slime dan pengelolaannya yang bakal dibayar Antam ke PT Smelting.
PT Smelting menghitung, perhitungan harga tersebut sekitar 99 persen dari harga emas. Sementara, Antam menghitung harga tersebut sekitar 98,7 persen dari harga emas. Hal itu juga yang menyebabkan pembangunan pabrik tak kunjung rampung.
"Jadi mereka memaksa kita membeli anode slimenya itu 99 persen. Kembali saya sampaikan, dihitung oleh tim Freeport dan Antam dengan angka segitu tidak visible. Untuk dapat internal rate 11 persen, sekitar 97,8 persen payable goldnya," ungkap dia.
Oleh karena itu, lanjut Arie, Antam memutuskan untuk mundur dari proyek itu. Meskipun diakuinya, MoU antara perusahaannya, Freeport, dan PT Smelting belum terminasi.
"Jadi kemarin saya sudah katakan, kalau tidak bisa 99 persen, Antam tidak bisa melanjutkan lagi. Karena kan, kalau kita lanjutkan lalu kita rugi bagaimana?" imbuh dia
Ia pun mengungkapkan kekecewaanya karena sampai dengan saat ini kerja sama dengan Freeport dan PT Smelting untuk pembangunan pabrik tersebut belum resmi berakhir.
"Kami sih tidak akan melanjutkan lagi," pungkas dia.
Sekadar informasi, pada Senin tersebar lembaran MoU antara Freeport, PT Smelting dan AMNT yang menyatakan ketiga perusahaan ini akan bekerja sama untuk pembangunan pabrik anoda slime dan PMR.
Rencananya pabrik anoda slime dan PMR akan dibangun di Pulo Gadung menggunakan lahan milik Antam. Pabrik tersebut akan berkapasitas 6 ribu ton anoda slime dan menghasilkan produk sampingan dari konsentrat tembaga.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.