Antam-Vale Temukan Cadangan Emas Raksasa di Sumbawa
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Asaham Aluminium (Inalum), perusahaan holding BUMN Tambang, mengatakan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah menemukan cadangan emas yang besar di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengklaim cadangan emas yang ada di Dompu diperkirakan jumlahnya dua kali lipat dibandingkan dengan cadangan yang dimiliki oleh Newmont Nusa Tenggara (sekarang Amman Mineral).
"Ini kongsinya sama Vale, mereka punya 75% sementara Antam 25%. Antam hanya 25% karena tidak punya modal," ujarnya dalam buka puasa bersama dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan direksi BUMN Tambang, Jumat (18/5/2018).
Selain emas, tuturnya, cadangan tembaga di Dompu juga dipekerkirakan lebih besar dari PT Merdeka Copper Gold Tbk yang memiliki tambang di Jawa Timur.
"Kenapa saya buka? Agar cadangan ini tidak hilang diambil oleh orang lain," ujarnya.
Bila mengacu pada klaim Budi, maka cadangan emas di Dompu diperkirakan mencapai 1,38 juta ton emas karena tambang Batu Hijau milik Newmont memiliki cadangan 690.000 ton emas. Sementara cadangan tembaga di Dompu diperkirakan melebihi 8,6 juta ton atau 19 miliar pounds, sesuai cadangan tembaga di Merdeka Copper.
"Tapi saya perlu tegaskan bahwa cadangan di Dompu masih dalam tahap eksplorasi," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Budi mengungkapkan bahwa cadangan emas di Papua bukan hanya di Tambang Grasberg yang saat ini dikuasai oleh PT Freeport Indonesia.
Budi menyatakan mengatakan Papua Fold Belt merupakan daerah yang secara geologis memiliki cadangan emas terbaik di dunia.
"Tidak banyak orang tahu dan dipikir tidak ada orang yang tahu. Itulah sebabnya (Presiden) Pak Jokowi berani bikin jalan (Trans Papua) agar banyak orang tahu di sana banyak emas," ujarnya.
Dalam presentasi yang dia paparkan, Papua Nugini sebagai negara tetangga yang berbatasan dengan Papua, telah memiliki 10 tambang emas sementara di Papua baru hanya ada satu tambang, yakni Tambang Grasberg.
"Seharusnya namanya bukan Papua Fold Belt tetapi Papua Gold Belt (Jalur Emas Papua), tetapi agar tidak biar tidak ribut pakai nama Papua Fold Belt," ujarnya berkelakar.
Papua Fold Belt atau Jalur Lipatan Papua merupakan istilah untuk mengindentifikasi kondisi geologi di Pulau Papua.
Besarnya cadangan emas di Papua, menurut dia, selama ini ditutupi dengan berbagai isu mulai dari pulau ini masih terbelakang, banyak penyakit, seperti malaria, hingga pembangunan yang lambat.
Antam, menurut Budi, telah melakukan eksplorasi di Papua meskipun belum mendapatkan hasil.
"Antam sempat eksplorasi di daerah dekat Papua Nugini tetapi karena medannya berat, Antam sempat berhenti eksplorasi. Ini menjadi tugas kami untuk meneruskan eksplorasi," tegasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.