Antara Virus Corona dan Omnibus Law Pertambangan Minerba
Jakarta, Portonews.com – Mewabahnya virus corona yang berkembang di Cina belum berpengaruh signifikan ke sektor pertambangan mineral dan batubara di Indonesia. Demikian diutarakan oleh Irwandy Arif, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada Round Table Discussion bertajuk “Adu Cepat RUU Minerba dan Omnibus Law Sektor Pertambangan” pada Selasa (25/2/2020) di Jakarta. “Saat ini belum ada pengaruhnya. Tapi belum tahu nanti bila virus corona ini berkembang pesat,” kata Irwandy. Selama ini mitra bisnis pertambangan mineral dan batubara adalah Cina dan India.
Menurut Irwandy, sampai saat ini persoalan batubara yang utama adalah harga yang fluktuatif.
Lebih jauh dia juga mengungkapkan soal RUU Omnibus Law Pertambangan Minerba. “RUU Omnibus Law akan mengubah dan menambah ketentuan-ketentuan yang telah ada,” ujarnya. Sebab latarbelakang RUU ini untuk lebih mendorong investasi. “Bila ada investasi maka ada dinamika,” ujarnya.
Dia juga mengimbuhkan, RUU Omnibus Law Pertambangan akan menarik perizinan yang semula ada di daerah, dengan otonomi daerah, akan ditarik ke pemerintah pusat. “Ada 10000 IUP yang akan ditarik ke pusat,” katanya.
Begitupun dengan kebijakan hilirisasi. “Yang semula ada di Departemen Perindustrian akan ditarik ke KESDM. Semua smelter akan berada divbawah KESDM. Sedang smelter independen dibawah perindustrian,” paparnya. Begitupun smelter Freeport yang di Gresik akan masuk ke Departemen Perindustrian.
Saat ditanyakan apakah Omnibus Law sektor pertambangan minerba ini bakal menggerus UU Otonomi Daerah, Irwandy menyatakan daerah tetap mendapat bagian hanya kewenangannya yang ditarik ke pusat. Namun RUU Omnibus Law saat ini masih draft yang bisa disempurnakan lagi.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.