Antisipasi Perang Dagang, Pemerintah Perkuat Industri Hulu
Bisnis.com, BOGOR — Pemerintah akan memprioritaskan pengembangan sektor industri hulu untuk mengantisipasi dampak negatif dari perang dagang yang diluncurkan oleh Amerika Serikat.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengatakan nilai proyek yang masuk ke Indonesia cukup besar dan memiliki dampak yang erat terhadap rantai produksi hingga mencapai sektor hilir. Tak hanya itu, sektor hulu juga memiliki banyak proyek investasi yang berorientasi ekspor atau mengurangi impor.
“Contoh yg saudara sangat kenal adalah smelter, sangat sukses. Berkat keberhasilan Menteri Perindustrian dan dan pemerintah, sudah puluhan triliun dan sebentar lagi ratusan triliun investasi masuk ke situ,” ucapnya di Istana Bogor, Senin (9/7/2018).
Selain smelter, dia juga mengungkapkan perlunya untuk memberikan prioritas terhadap industri petrokimia. Prospek masuknya investasi ke sektor ini dinilainya cukup besar, bahkan dia mengklaim sudah ada beberapa proyek yang sudah di tangan pemerintah.
“Dari total kebutuhan petrokimia dan plastik kita, lebih separuh itu impor. Kalau kita bisa mempercepat realisasi investasi mega proyek di petriokimia kena tiga-tiganya, investasi masuk, ekspor meningkat, impor dikurangi demi menjaga kestabilan atau kewajaran neraca dagang,” tuturnya.
Tak jauh berbeda, Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengharapkan pelaku usaha tidak perlu khawatir dengan isu perang dagang karena dampaknya sangat terbatas kepada Indonesia. “Sektor riil kita upayakan supaya bisa tumbuh, bisa leluasa ya untuk berproduksi dengan efisien dan orientasi ekspor,” ujarnya.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sektor manufaktur mencapai Rp62,7 triliun atau 33,9% dari total investasi pada kuartal I/2018. Sektor manufaktur menempati peringkat kedua, sedangkan peringkat pertama ditempati sektor jasa senilai Rp89,7 triliun atau 48,4% dari total investasi pada periode yang sama.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.