REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meyakini ekspor Indonesia tahun ini akan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Amerika Serikat (AS) dan China dinilai memberikan preferensi sekaligus membuka peluang ekspor Tanah Air untuk masuk.
"Di samping itu dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan dukungan yang sangat intens sekali. Di antaranya membuka pasar hubungan dengan kamar dagang AS, bekerja secara lebih fokus menurut saya jadi lebih sistematis mudah-mudahan akan lebih baik," ujar Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (15/1).
Untuk sektor pertambangan mineral, lanjut dia, juga akan banyak smelter yang menambah fasilitasnya untuk mendukung ekspor Indonesia. Berbagai upaya yang dilakukan itu, menurutnya, sistematis dengan kamar dagang AS dalam rangka mengalihkan impor AS dari China ke Indonesia.
"Jadi lebih terarah untuk program kita tahun ini. Kita kan tahun lalu persiapannya, nah 2020 (realisasinya), di samping itu kita lihat juga dari sisi ekspor mineral mulai naik karena smelternya kan ada penambahan kapasitas di beberapa perusahaan," tuturnya.
Penetrasi Indonesia di ASEAN pun, kata dia, sudah mulai berjalan. Menurutnya, selama ini Indonesia tidak pernah terlalu memikirkan pasar ASEAN, namun sekarang mulai memberikan upaya besar untuk masuk pasar tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka defisit neraca perdagangan Indonesia pada 2019 mengalami penurun tajam, yakni sebesar 3,2 miliar dolar AS. Total ekspor pada periode Januari sampai Desember 2019 tercatat sebesar 167,53 miliar dolar AS dan impor 170,72 miliar dolar AS.
BPS menyebutkan, defisit masih terjadi karena neraca perdagangan migas masih surplus sebesar 6 miliar dolar AS, namun impor sepanjang 2019 mengalami defisit 9,3 miliar dolar AS. Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga minyak.
Adapun perdagangan Indonesia sepanjang 2019 mengalami surplus ke beberapa negara, yaitu Amerika Serikat, India, dan Belanda. Sedangkan, perdagangan dengan beberapa negara mengalami defisit, di antaranya ke Australia, Thailand, dan China.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.