BRMS Kantungi Dana Segar US$ 198 Juta - Divestasi PT Dairi Prima Mineral
Jakarta – Sukses melepas saham di PT Dairi Prima Mineral (DPM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengantungi dana segar hasil divestasi sebesar US$ 198 juta dari NFC China atas divestasi tersebut. Jika dikonversi ke rupiah, nilainya mencapai Rp 2,9 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur & CFO BRMS, Fuad Helmy, hasil divestasi akan digunakan untuk mengurangi beban dalam neraca keuangan perusahaan. Sebelum transaksi tersebut, total utang BRMS mencapai US$ 161,32 juta dengan posisi ekuitas US$ 554,18 juta. Setelah transaksi, utang perusahaan bakal berkurang menjadi US$ 53,99 juta.
Posisi ekuitas tidak berubah. Artinya, debt to equity ratio (DER) BRMS bakal berkurang menjadi 0,09 kali dari sebelumnya 0,29 kali. Seperti diketahui, pada Juni 2017 BRMS dan NFC menandatangani conditional share purchase agreement (CSPA) untuk mengalihkan 51% saham DPM dalam BRMS kepada NFC. Finalisasi atas transaksi itu sejatinya sudah dikejar sejak tahun lalu. Tapi, ini meleset sehingga baru bisa kelar saat ini.
Bukan hanya untuk bayar utang. Dana hasil divestasi DPM juga bakal digunakan untuk membayar 20% saham DPM yang sebelumnya ada di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Perjanjian jual beli seharga US$ 57,24 juta antara BRMS dan ANTM itu sudah dilakukan pada akhir 2017. Bayar utang sudah. Pelunasan ke ANTM juga sudah. Sekarang, BRMS memiliki sisa duit setidaknya sekitar US$ 33 juta.
Kemudian sisa dana itu yang bakal digunakan untuk ekspansi bisnis perusahaan. BRMS punya proyek tambang emas di Gorontalo dan Palu. Untuk proyek di Palu, ditargetkan bisa mulai beroperasi pada akhir 2020. “Kami juga berharap, masuknya NFC juga akan membuat DPM menjadi pemimpin pasar mulai 2020,"kata Suseno Kramadibrata, Direktur & COO BRMS.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.