KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengkaji penerapan teknologi baru pada proses pengolahan bijih tembaga. Nantinya, melalui sulphuric acid leaching teknologi, dapat mengolah bijih tembaga menjadi 100% tembaga.
Adanya teknologi tersebut, membuat BRMS bisa mengolah bijih tembaga tanpa harus membangun smelter. "Kita tahu, pembangunan smelter bisa ratusan juta dollar," ujar Herwin Wahyu Hidayat Investor Relations and Corporate Communication BRMS usai public expose di Jakarta, Selasa (19/12).
Dengan demikian, BRMS berharap adanya proses yang efisien dan bisa menghemat pendanaan operasional yang ditimbulkan. Namun, Herwin enggan merinci potensi penghematan yang terjadi.
"Ini sudah diterapkan pada negara lain. Perusahaan Australia sudah memproduksi tembaga dengan metode yang sama," lanjutnya.
Pada Gorontalo Minerals, BRMS memiliki hak konsesi kontrak karya untuk pertambangan seluas 24.995 hektare yang terletak di Kabupaten Bone, Bolango, Gorontalo.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.