INILAHCOM, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan diminta untuk tingkatkan gasifikasi batu bara. Sebab, hal ini bisa meningkatkan nilai tambah dari BUMN tersebut.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Gatot. Bahkan BUMN diminta menjadi pelopor peningkatan nilai tambah batubara berupa gasifikasi batu bara.
"Sudah tugas nasional kan menyediakan proses added value batu bara. BUMN kan sebagai pionir," kata Bambang, di Jakarta akhir pekan ini.
Menurut Bambang, peningkatan nilai tambah batu bara yang dilakukan perusahaan BUMN akan ditiru perusahaan swasta. Dengan demikian dirinya mendorong BUMN meningkatkan nilai tambah batubara.
"Bagus dong untuk batu bara, itu kan ada added value, kalau itu jadi luar biasa memberi contoh yang lain, supaya perusahaan lain melakukam added value terhadap batu bara juga," ujar dia.
Bambang mengungkapkan, selama ini peningkatan nilai tambah batubara masih terhambat soal keekonomian, sebab itu masalah tersebut perlu dipecahkan dengan membuktikan peningkatan nilai tambah batubara cukup ekonomis.
"Keekonomian yang harus dibuktikan bahwa ini bisa. Seperti di smelter mineral kan keekonomian juga karena itu alot sekali," kata dia. [jin]
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.